PENGARUH PERADABABN ISLAM PADA MASA BANI UMAYYAH

PENGARUH PERADABABN ISLAM PADA MASA BANI UMAYYAH

A. PENDAHULUAN

Setelah mengkaji dari makalah sebelumnya, yaitu masa Daulah Khulafaur Rasyidin. Kami mulai mengkaji bagaimana peradaban islam pada masa Bani Umayyah. Karena dapat diketahui bahwa Khulafaur Rasyidin itu hanya 4, antara lain : Abu Bakar As-Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib. Sedangkan pada masa Khalifah Ali banyak terjadi peperangan dan kerusuhan politik yang meliputi semua aspek di Jazirah Arab. Setelah kepemimpinan Khalifah Ali runtuh karena suatu tak-tik politik dari keluarga Bani Umayyah, yaitu Muawiyyah bin Abu sofyan. Ali turun dari kepemimpinannya karena siasat politik dari Muawiyyah. Berambisi mengambil alih kekuasaan, Muawiyyah dan kelompoknya selalu memojokkan Ali dan membuat Ali sebagai kambing hitam atas kematian Khalifah Usman bin Affan.

Sebenarnya Bani Umayyah masih satu garis keturunan dengan Rasullulah, ialah satu kakek buyut dari Abdi Manaf. Namun, keluarga Bani Umayyah awalnya tak mau masuk islam. Karena terpojok oleh serangan pasukan Rasullulah. Maka, mereka masuk islam dan dianggap yang terakhir masuk islam pada saat itu. Bani Umayyah berhasil menduduki tahta kekuasaan kepemimpinan karena suatu hal, disamping siasat politik Muawiyyah bin Abu Sofyan. Yaitu :

- Bani Umayyah berasal dari keturunan Bangsawan

- Memiliki kekayaan yang cukup

- Memiliki 10 putra yang terhormat di masyarakat

Maka tidak heran jika masyarakat menaruh simpati yang tinggi terhadap kepemimpinan Bani Umayyah. Berawal dari tampilnya Muawiyyah bin Abu Sofyan pada masa Khalifah Usman bin Affan. Meniti karirnya di bidang pemerintahan dan diangkat menjadi Gubernur Syam. Dengan pribadi yang kuat, jujur, dermawan, serta ahli dalam bidang politik membuatnya menjadi sorotan khalayak ramai dan masyarakat pun menjadi simpati padanya. Mengusung dengan adanya insiden terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan. Kelompok Muawiyyah menuntut balas dan mengkambing-hitamkan Khalifah Ali bin Abi Thalib. Banyak juga terjadi perpecahan dikalangan umat islam, dan banyaknya polotik adu domba dari kalangan umat yahudi.

Di berbagai peperangan antara kelompok Ali bin Abi Thalib dan Muawiyyah bin Abu Sofyan, membuat semuanya menjadi berantakan. Salah satu sebab terbesar yang mengangkat derajat Bani Umayyah ialah dengan besarnya kekuatan dan siasat politik dari Muawiyyah dapat melengserkan jabatan Ali dan dalam kekosongan Kepemimpinan tersebut dengan bangga dan mudahnya kelompok Muawiyyah mengangkat dirinya menjadi Khalifah saat itu, maka muncullah Daulah kepemimpinan baru yaitu Daulah Bani Umayyah ( 661 M – 750 M ). Selama 90 tahun memimpin dan penuh dengan berbagai perubahan pemimpin, tak heran Bani Umayyah adalah salah satu titik besar dalam sejarah peradaban islam.

B. RUMUSAN MASALAH

Dengan kejayaan Bani Umayyah selama kurang lebih 90 th berkuasa telah banyak mempengaruhi peradaban umat islam pada saat itu hingga sekarang, memperluas kekuasaan sampai tanah Hindi maupun Andalusia ( Spanyol ). Maka tak sedikit peran Bani Umayyah dalam peradaban umat islam. Maka dari itu Kami akan membahas tentang :

a.) Peran Khalifah Bani Umayyah dalam membangun Dinasti Bani Umayyah

b.) Perkembangan dan penyebarluasan islam pada masa Bani Umayyah

c.) Prestasi Bani Umayyah dalam berbagai bidang tehadap peradaban islam



C. PEMBAHASAN

a.) Peran Khalifah Bani Umayyah dalam membangun Dinasti Bani Umayyah.

Sebagian besar Khalifah Bani Umayyah kebanyakan memiliki sifat yang tangguh, kuat, berani,dan pintar berpolitik. Mereka selalu bisa memanfaatkan peluang yang dengan cakap tentang siasat politik yang dimilikinya. Mereka dapat meletakkan dasar-dasar pemerintahan yang kuat. Seperti halnya Muawiyyah bin Abu Sofyan. Beliau adalah generasi ke-4 dari keturunan Umayyah dan merupakan pendiri dari Daulah Bani Umayyah yang cukup termashur oleh kalangan masyarakat. Dia melakukan siasat terhadap lawan politiknya siapa saja tak perduli dari kalangan mana saja. Dalam memperkokoh kekuasaannya untuk mencapai jabatan Khalifah secara turun-temurun karena dianggap mempunyai rival berat yaitu Hasan bin Ali serta Husein, karena setelah kematian ayahnya. Para pengikut Ali ingin mengangkat Putranya untuk menggantikan kedudukannya. Namun, dipihak Muawiyyah tidak setuju. Muawiyyah bin Abu Sofyan menggunakan sistem kekuasaan Monarchi ( Kerajaan ) yang kekuasaanya pemimpin diturunkan secara turun temurun. Muawiyyah menjabat selama 20 tahun dan berhasil memperkokoh kekuasaannya dan mengembangkan agama islam sampai ke India, Romawi Timur dan Afrika Utara. Menaklukkan Rhodesia dan Cyprus. Mengislamkan bangsa Bar-Bar.

Setelah Muawiyyah wafat pada tahun 60 H ( 680 M ) kedudukan tahta kepemimpinannya jatuh pada anaknya Yazid bin Muawiyyah. Pemerintahan Yazid yang selama 4 tahun itu tidak membuat suasana menjadi tenteram. Banyak terjadi pemberontakan akibat terbunuhnya Husein bin Ali pada waktu terjadi perang Karbala. Ia membunuh Husein dengan kejam dan meruntuhkan dinding Ka’bah dalam menumpas pasukan Abdullah bin Zubair. Setelah Khalifah Yazid wafat digantikan oleh putranya Muawiyyah bin Yazid. Namun, juga tak kunjung membaik. Muawiyyah bin Yazid memimpin dalam waktu 40 hari. Kemudian digantikan oleh Marwan bin Hakam, tetapi juga berkuasa dalam waktu sebentar. Hanya 9 bulan lamanya. Ia tak memperoleh kemajuan kecuali dapat merebut kembali Mesir dari tangan wali yang diangkat oleh Abdullah bin Zubair.

Lalu muncullah Abdul Malik bin Marwan yang menggantikan pemerintahan ayahnya dalam keadaan kacau dan pemerintahan yang tidak tertib. Pada saat itu terjadi pemberontakan oleh Abdullah bin Zubair di Hijaz memproklamirkan diri sebagai khalifah, kemudian kaum Syi’ah ( pengikut Ali ) mengadakan pemberontakan. Namun, kaum Khawarij melakukan pertentangan. Maka terjadilah kerusuhan dimana-mana. Abdul Malik bin Marwan berhasil menyatukan seluruh wilayah dan menumpas semua pemberontakan. Karena itulah, dapat disebut sebagai “ Pendiri daulat Bani Umayyah yang Kedua “. Dalam masa pemerintahannya Abdul Malik bin Marwan telah memajukan bahasa Arab. Juga menghidupkan kegiatan para pujangga dalam memperindah syair dan karangannya, karena dia sendiri seorang khalifah yang ahli pidato dan penyair yang bijak. Mendirikan pabrik mata uang yang didalamnya bertuliskan lafal “ LAA ILAAHAILLALLAH “ serta mendirikan gedung yang indah. Menyempurnakan perjalanan pos dan membuat Mahkamah Tinggi untuk memeriksa dan mengadili para pejabat yang berlaku sewenang-wenang. Membuat pabrik kapal dan senjata. Pada masa ini merupakan masa kejayaan dan kemakmuran Daulat Bani Umayyah. Setelah Abdul Malik bin Marwan meninggal kedudukan kekhalifahan ditempati oleh Al Walid putra beliau. 1

Al Walid ialah seorang khalifah dari Bani Umayyah yang berjiwa besar. Amat pengasih dan penyayang terhadap rakyat kecil. Al Walid membuat agar bagaimana caranya rakyat bisa hidup layak. Al Walid sangat memperhatikan kemakmuran rakyatnya. Pemerintahan Al Walid merupakan masa kemakmuran, ketentraman dan keamanan Bani Umayyah. Khalifah- khalifah lain penggantinya sudah Al Walid tidak mampu mempertahankan kejayaannya itu. Setelah khalifah itu muncul nama Umar bin Abdul Aziz. Khalifah yang kedelapan dari Bani Umayyah dan masa pemerintahannya sangat pendek yaitu 99-101 H atau 717 – 720 M. Umar bin Abdul Aziz seorang khalifah yang bersifat mulia, ia mewarisi sifat-sifat dari Umar bin Khottob yang dari garis keturunan masih ada hubungan darah. Umar bin Abdul Aziz mencapai sukses besar dengan mengajak para bangsawan dan raja untuk masuk islam, dengan begitu para rakyatnya akan ikut masuk islam juga. Umar bin Abdul Aziz tidak suka akan peperangan maka ia menghentikan peperangan yang sedang dilancarkan terhadap golongan-golongan yang bukan islam atau terhadap kaum pembangkang dan pemberotak dalam kalangan umat islam sendiri.

Keadaan perekonomian di masa khalifah Umar bin Abdul Aziz telah naik ketaraf yang menakjubkan. Dia berhasil mengentaskan kemiskinan, kemlaratan, dan kepapaan. Pada masa itu dapat dikata bagi orang yang ingin mengeluarkan zakat sulit mencari orang yang mau membayar zakat. Ia membukukan hadits yang pada waktu itu para perawi yang berkurang karena telah banyak yang meninggal. Kitab-kitab yang terkenal pada masa itu ialah Al-Muwatha’ oleh Imam Malik, Al-Musnad oleh Imam Syafi’i. Kemudian dilanjutkan oleh Imam ahli hadits secara rinci seperti Bukhari, Muslim, Turmudzi, Nasa’i, dll.













1. Drs. H. Sulomo. Sejarah Kebudayaan Islam Jilid II. ( Semarang; CV. Wicaksana ) hlm. 36-37

Setelah Umar bin Abdul Aziz meninggal naiklah Yazid bin Abdul Malik menggantikan Umar bin Abdul Aziz. Namun pada masa ini banyak sekali terjadi pergolakan dan pemberontakan. Hanya berlangsung kurang lebih 4 tahun pemerintahan. Setelah Yazid bin Abdul Malik turun tahta, kekosongan khalifah diisi oleh Hisyam bin Abdul Malik. Hisyam terkenal seorang khalifah yang baik, berbudi luhur, bijaksana. Ia telah berhasil mengatur kantor-kantor pemerintahan dan penertiban keuangan negara. Maka tidak ada kesempatan bagi para pejabat untuk menggelapkan keuangan negara. Karena sangat telitinya dalam mengawasi keuangan negara Hisaym dianggap khalifah yang bakhil. Pada masa khalifah Hisyam ini mulai menjurus pada jurang kemunduran Bani Umayyah karena banyak timbulnya faham kesukuan antara bangsa Arab Utara dan Arab selatan. Dan mulai robohnya kekokohan Daulah Bani Umayyah yang dijalankan bertahun-tahun.

b.) Perkembangan dan penyebarluasan islam pada masa Bani Umayyah.

-) Sistem Administrasi Kenegaraan Pada Masa Bani Umayyah

Pada masa ini pemerintahan islam menjadi bentuk Kerajaan dikarenakan jabatan yang diturunkan turun temurun dari silsilah keluarga. Oleh karena itu, jabatan-jabatan yang diambil dari jabatan-jabatan yang ada pada masa kerajaan Byzantium dan Persia. Ketika semakin luasnya wilayah kekuasaan islam pula menyebabkan orientasi keagamaan dalam pengaturan administrasi kenegaraan mulai mengalami pergeseran kearah politik. Sehingga dibentuklah jabatan-jabatan yang menangani persoalan negara.

Baitul Mal pada masa Bani Umayyah berkembang menjadi beberapa cabang, seperti kantor-kantor penanganan perkara-perkara sedekah, mazhalim ( harta hasil penipuan ), h arta warisan dan sebagainya. Pada waktu itu pula Dhiwan Al-Qadha’ ( Kantor Peradilan ) ikut berkembang pula membawahi kantor-kantor seperti Diwan al-Mazhalim ( Kantor Peradilan Tindak Pidana ). Diwan al-Hisbah ( Kantor Pengawasan Pasar ), Diwan al- Syurohah ( Kantor Polisi ) dan lalin-lain.

-) Pemerintahan Propinsi Pada Masa Pemerintahan Bani Umayyah

Pada masa Khulafaur Rasyidin jabatan Gubernur dipegang oleh Panglima yang telah menaklukan daerah bersangkutan. Setelah itu, Khalifah menunjuk siapa saja yang menduduki jabatan dalam pemerintahan. Tugas kenegaraan pun sedikit demi sedikit beralih pada pemerintahan lokal sejak berakhirnya masa Khulafaur Rasyidin. Oleh sebab itu, para pegawai yang dari bangsa Non Arab terpaksa belajar bahasa Arab agar tetap bisa bertahab dalam jabatan mereka.

Bentuk Imarat ( pemerintahan ) berkembang menjadi beberapa bentuk, yaitu :

Ø Imarat Ammah ( Pemerintahan Umum ) yang kemudian terbagi lagi menjadi dua bagian dengan peranannya masing-masing, yaitu :

· Imarat al-Istikfa’ atau Imarat al – Tafwidh, yaitu pemerintahan propinsi yang dipilih oleh Khalifah berasal dari pusat. Tugas-tugasnya ialah : mengatur tentara dan menentukan gaji, mengawasi pemerintahan dan penentuan hakim, memungut pajak dan mengumpilkan sedekah dan menentukan petugasnya, menjaga kemurnian agama, menjalankan hukum syari’at, bertindak sebagai imam dalam shalat, mengawasi proses pemberangkatan haji, berperang melawan musuh.

· Imarat al-Istila’ yaitu pemerintahan propinsi yang gubernurnya diangkat karena terpaksa. Pemerintahan itu dapat berlangsung otoriter dan sewenang-wenang.

Ø Imarat al-Khashshah ( Pemerintahan khusus ) yaitu pemerintahan propinsi yang gubernurnya hanya bertugas mengatur masalah-masalah yang menyangkut perkara tentara dan penguasaan rakyat.

-) At-Diwan ( Perkantoran ) Pada Masa Bani Umayyah

Pada masa Bani Umayyah terdapat 4 kantor utama, yaitu :

1. Diwan al-Kharaj ( kantor pajak )

2. Diwan al-Rasa’il ( kantor surat menyurat )

3. Diwan al-Iradat al-Munawwa’ah ( kantor pendapatan negara )

4. Diwan al-Khatam ( kantor arsip negara )

-) Pegawai Tinggi Pada Masa Bani Umayyah

· Al-Amir

· Petugas Shalat

· Petugas pajak

· Amil as-Shodaqoh

· Al-Khatib ( sekretaris )

· Al-Hajib ( pelayan khusus kholifah atau pengawal )

-) Pos Pada Masa Pemerintahan Bani Umayyah

Orang Arab pertama menggunakan pos untuk tujuan mata-mata. Sedankan pos dikenal baik pada masa Muawiyyah bin Abu Sofyan karena telah menggunakan dengan relatif. Penata yang lebih sempurna dilakukan pada masa Abdul Malik bin Marwan dengan tujuan penata sistem pos ini untuk mempercepat komunikasi melalui surat dari khaliah kepada pegawainya atau sebaliknya.

-) Sistem Peradilan Bani Umayyah

Pada masa Bani Umayyah pengaruh asimilasi 2 antara bangsa Arab dan Non Arab mulai terlihat. Peradilan Mesir dan Syiria sebelum Islam berlaku adalah hukum-hukum Romawi, maka para hakim Islam harus menetapkan bagian hukum Romawi dan tetap berlaku dan mana yang harus di tolak oleh hukum Islam.

Pada masa ini imam Mujtahid yang menjadi hakim berdasarkan hasil ijtihad sendiri. Menyimpulkan hukum berdasarkan Al-Quran dan sunnah serta ijmak dan pemikiran sendiri para Mujtahid.

Perluasan wilayah kekuasaan islam pada masa pemerintahan Bani Umayyah dari Timur hingga ke Barat membentang yaitu dari daerah Kostantinopel, Romawi, beberapa pulau kecil di laut Tengah. Dan dari Afrika Utara hingga ke pantai Atlantik, selat Gibraltar dan Spanyol. Juga meliputi Thukharistan, Shughanian, Farghanah, Khuwarizm, daerah Sind ( India ) daerah Himalaya.



2. Menurut Koentjaraningrat, asimilasi ialah suatu proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha untuk mengurangi perbedaan yang terdapat diantara individu atau kelompok dan usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap serta proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama.



c.) Prestasi Dinasti Umayyah dalam Kemajuan Bidang Sosial dan Budaya

Selama masa pemerintahan Dinasti Umayyah (41 – 132 H / 661 – 750M) banyak perkembangan dan kemajuan yang terjadi diantaranya adalah :

1. Kemajuan dalam bidang administrasi pemerintahan

Terbentuknya berbagai lembaga administrasi diantaranya:

a. Organisasi Politik (An- Nidham Al- Siyasi)

Organisasi Politik dan administrasi pemerintahan pada masa dinasti umayyah meliputi:
Khalifah mempunyai kekuasaan penuh untuk menentukan jabatan-jabatan dan jalannya pemerintahan.
Wizarah (Kementerian) yang berfungsi membantu khalifah dalam menjalankan tugas sehari- hari.
Diwanul Kitabah (Dewan Sekretari Negara) yang mengurusi berbagai persoalan pemerintah dalam bidang persuratan, keuangan, dan kepolisian.

b. Organisasi Tata Usaha Negara (An- Nidhan Al- Idhary)

Departemen- Departemen dalam Organisasi ini adalah:
Diwan Al- Kharaj yaitu departemen pajak yang bertugas mengelola pajak tanah di daerah- daerah yang menjadi kekuasaan Bani Umayyah.
Diwan Al – Rasai yaitu departemen pos yang bertugas menyampaikan berita atau surat ke daerah – daerah yang menjadi kekuasaan Bani Umayyah.
Diwan Al – Mustaghilat yaitu departemen yang menangani berbagai kepentingan umum.
Diwan Al – Khatim yaitu departemen yang menyimpan dokumen negara.

c. Organisasi Keuangan (An – Nidham Al – Maly) bertugas mengurusi masalah keuangan negara.

d. Organisasi Ketentaraan (An – Nidham Al – Harby)

e. Organisasi Kehakiman (Nidham Al – Qadha)

Organisasi ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:
Al – Qadla yang bertugas menyelesaikan perkara yang berhubungan dengan negara.
Al – Hisbah yang bertugas menyelesaikan perkara – perkara umum dan soal pidana yang memerlukan tindakan cepat.
An – Nadhar Fit Mazhalim.



2. Kemajuan dalan bidang sosial budaya

a.) Kemajuan dalam bidang sosial dan budaya, antara lain:

1. Terciptanya ketertiban kehidupan masyarakat

2. Terciptanya kemakmuran dan keadilan yang merata

3. Terpelihara dan terjaminnya masyarakat kelas bawah

4. Dibangunnya rumah sakit sebagai sarana pemeliharaan kesehatan masyarakat

5. Dibangunnya jalan raya dan taman – taman sebagai temat rekreasi

6. Dibangunnya sarana olahraga

7. Dibangunnya tempat – tempat penyediaan air minum di tempat umum

8. Dibangunnya kantor pos sebagai sarana komunikasi

9. Dibangunnya pasar – pasar dan pertokoan sebagai sarana pergadangan. 3

b.) Kemajuan dalam bidang seni., antara lain :

- Seni bahasa

- Seni rupa

- Seni suara

- Seni bangunan atau arsitektur



3. http:sejarah peradaban islam/baniumayyah.com




Sebab – sebab runtuhnya Dinasti Umayyah yaitu :

- Pengangkatan khalifah lebih dari 1 putra mahkota

- Timbulnya fanatisme kesukuan

- Kehidupan para Khalifah yang melampaui batas

- Kebencian golongan Syi’ah

- Munculnya kekuatan yang dipelopori oleh kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan Al-Abbas bin Abdul Mutholib.

D. KESIMPULAN

Bani Umayyah berasal dari bahasa arab banuu umayyatun, atau kekhalifahan Umayyah. Kekhalifahan Islam pertama setelah masa Khulafaur Rasyidin yan memerintah dari 661 M sampai 750 M di jazirah Arab dan sekitarnya. Diawali dari naiknya Muawiyyah bin Abu Sofyan atau kadang kala disebut juga dengan Muawiyyah I.

Beberapa khalifah yang menonjol yaitu,

- Muawiyyah bin Abu Sofyan

- Yazid bin Muawiyyah

- Abdul Malik bin Marwan

- Al Walid bin Abdul Malik

- Umar bin Abdul Aziz

- Hisyam bin Abdul Malik

Bedirinya Bani Umayyah diawali dengan tampilnya Usman Bin Affan sebagai khalifah merupakan pintu bagi Muawiyyah bin Abu Sofyan untuk meniti karirnya dibidang pemerintahan. Muawiyyah diangkat sebagai gubernur di Syam dengan berbekal politik yang baik, kepribadian yang kuat, jujur, dan dermawan. Dia melakukan berbagai siasat untuk menduduki pemerintahan atau kekhalifahan.

Beberapa prestasi yang diraih pada masa Dinasti Umayyah antara lain :

- Terciptanya ketertiban kehidupan masyarakat.

- Mencetak mata uang dengan menggunakan bahasa arab yang bertuliskan kalimat “La Ilaha Illallah” dan disebelahnya ditulis kalimat “Abdul Malik”.

- Mendirikan pabrik-pabrik kain sutra.

- Mendirikan industri kapal dan senjata.

- Mendirikan gedung-gedung pemerintahan.

- Membuat kitab undang-undang dan hukum yang disebut pasal-pasal undang-undang pokok.

- Membangun irigasi-irigasi sebagai sarana pemerintahan.

- Membangun kota Basrah dan Kuffah sebagai pusat perkembangan ilmu dan adat.

- Mengambangkan ilmu peternakan.

Perluasan wilayah yang telah dicapai oleh Bani Umayyah ialah :

Ke wilayah timur , yaitu seluruh wilayah Asia Tengah sampai daerah-daerah pinggiran Anak Benua India. Ke wilayah barat yaitu ke daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Bar-Bar dipegunungan.

Faktor-faktor yang membawa keberhasilan perluasan wilayah kekuasaan Negara Islam.

1. Faktor internal, antara lain :

- Ajaran islam

- Watak bangsa Arab

- Kesadaran berdakwah

- Alat mobilitas dan Tak-tik perang

2. Faktor Eksternal, antara lain :

- Dorongan ekonomi

- Lemahnya kondisi lawan

- Faktor etnis

- Pajak yang tinggi. 4











4. Drs. Murodi, MA. Sejarah Kebudayaan Islam. ( Semarang : PT. Karya Toha Putra )








E. PENUTUP

Alhamdulillah atas berkat rahmat dan hidayah Allah SWT. Kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Kami sangat menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan yang kami miliki, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak karena tak ada gading yang tak retak tak ada manusia yang sempurna.

Akhirnya , semoga makalah yang berjudul “Pengaruh Peradaban Islam Pada Masa Daulah Bani Umayyah” dapat di ridhoi Allah SWT. Sehingga dapat bermanfaat khususnya bagi penulis, pembaca dan bagi pengembangan pendidikan agama islam pada umumnya, Amin…


F. DAFTAR PUSTAKA


Departemen Agama Propinsi Jateng, Sejarah Kebudayaan Islam, PT. Karya Toha Putra: Semarang

Drs. H. Sulomo. 1994. Sejarah Kebudayaan Islam Jilid II. CV. Wicaksono : Semarang

Drs. Murodi, MA. 2004. Sejarah Kebudayaan Islam. PT. Karya Toha Putra : Semarang

Drs. Yuwono. 2006. Panduan Pembelajaran Sosiologi SMA. Pustaka Dini: Pati

http: Sejarah Peradaban Islam/bani umayyah.com

www.wikipedia/sejarah peradaban islam.com




Tidak ada komentar: