Macam Metode Penelitian

Variabel ialah suatu sifat atau atribut atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut Kerlinger ( 1973 ) bahwa variabel ialah konstruk atau sifat yang harus dipelajari. Semisal, tingkat aspirasi, penghasila, pendidikan, status sosial, jenis kelamin. Dan sebagainya. Variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda. Dengan demikian variabel merupakan suatu yang bervariasi.

Dinamakan variabel karena ada variasinya, misalkan saja karena alasan berat badan suatu kelompok orang itu bervariasi karena terdapat perbedaan dari macam-macam sudut pandang.

Variabel juga berarti atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu, karena itu dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek, yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lain atau satu obyekdengan yang lainnya.

Macam – Macam Variabel.

Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam - macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :

1) Variabel Independen : variabel ini sering disebut sebagai variabel sitimilus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagi variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen(terikat).

2) Variabel Dependen : sering disebut sebagai variabel output, criteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

3) Variabel Moderator : adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah ) hubungan antara variabel independen dan dependent. Variabel juga disebut juga sebagai variabel independen kedua. Hubugan perilaku suami dan istri akan semakin baik (kuat) kalau mempunyai anak , dan akan menjadi semakin renggang kalau ada pihak ketiga ikut mencampuri. Disini anak adalah sebagai variabel moderator yang memperkuat hubungan dan pihak ketiga adalah sebagai variabel moderator yang memperlemah hubungan.

4) Variabel intervening : dalam hal ini Tuckman (1988) menyatakan “An intervening variable is that factor that theoretically affect the observed phenomenon but cannot be seen, measure, or manipulate”. Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.

5) Variabel Kontrol : adalah variabel yang dikendalikan atau yang dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh factor luar yang tidak diteliti. Variabel control sering digunakan oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.



Teknik Sampling.

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengmbilan sampel.

Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua yaitu : Probability Sampling dan Nonprobalitiy Sampling. Probality sampling meliputi, simple random,proportionate stratified random,disproportionate stratified random, dan area random. Nonprobality sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksedental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.

Probality Sampling.

Probality sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

1) Simple Random Sampling.

Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

2) Proportionate Stratified Random Sampling.

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogeny dan berstrata secara proporsional. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1 = 45, S2 = 30, STM = 800,ST = 900, SMEA =400, SD = 300. Jumlah sampel dan teknik pengambilan sampel diberikan setelah bagian ini.

3) Disproportionate Stratified Random Sampling.

Teknik Ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proposional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai; 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP, maka tiga orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlau kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.

4) Cluster Sampling (area sampling).

Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, missal penduduk dari suatu Negara, propinsi atu kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampenya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.

Misalnya di Indonesia terdapat 30 propinsi dan sampelnya akan menggunakan 15 propinsi,maka pengambilan 15 propinsi itu dilakukan secara random. Tetapi perlu diingat, karena propinsi – propinsi di Indonesia itu berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelny perlu menggunakan stratified random sampling.

Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang – orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.

Nonprobability Sampling.

Nonprobality sampling adalah tenik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

1) Sampling Sistematis.

Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggoata populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggoata populasi yang terdiri dari seratus otang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk ini maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor 1, 5,10, 15, 20, dan seterusnya sampai 100.

2) Sampling Kuota.

Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota)

Yang diinginkan. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan ijin Mendirikan Bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang ditentukan.

Bila pengumpulan data dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari 5 orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok dapat menghubungi seratus orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 anggota sampel.

3) Sampling Insidental.

Sampling insedental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan /insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

4) Sampling Purposive.

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan, atau penelitian tentang kondisi politik disuatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli sumber politik. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau bpenelitian – penelitian yang tidak melakukan generalisasi.

5) Sampling Jenuh.

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini seing dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimanan semua anggota populasi dijadikan sampel.

6) Snowball Sampling

Snowball sampling adalah tekik penentuan sampel yang mula –mula jumlahnya kecil,kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama – lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama – tama diplilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melngkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel purposive dan snowball. Misalnya akan meneliti siapa provokator kerusuhan, maka akan cocok menggunakan purposive dan snowball sampling.


Tidak ada komentar: