Sighat Amar

Sighat Amar

Dikatakan ulama ushul diperbincangan tentang apakah dalam menggambarkan amar (menuntut orang mengerjakan sesuatu) ada ucapan yang dikhususkan untuk itu, sehingga dengan ucapan itu akan diketahui bahwa maksudnya adalah perintah untuk berbuat. Atau untuk amar itu tidak ada kata khusus, tetapi untuk mengerjakan sebagai suruhan tergantung kepada kehendak orang yang menggunakan kata amar itu.

Dalam hal ini terdapat perbedaana dikalangan ulama :

1. Banyak ulama ushul fiqh berpendapat bahwa untuk tujuan menyuruh (amar) itu ada ucapan tertentu dalam penggunaan bahasa, sehingga tanpa ada qarinah apapun kita dapat mengetahui bahwa maksudnya adalah perintah.

2. Abu al-Hasan (dari kalangan ulama mu’tazilah) berpendapat bahwa amar itu tidak dinamakan amar dengan semata melihat kepada lafadnya, tetapi dapat disebut amar, karena ada kehendak dari orang yang menyuruh untuk melakukan perbuatan itu.

3. Abul Hasan dari kalangan ulama al-Asy’ariah ia berpendapat bahwa amar itu tidak mempunyai sighat tertentu.
Amar dari Segi Dilalah (penunjukan) dan Tuntutannya

Setiap lafadz amar menunjuk kepada dan menuntut suatu maksud tertentu. Maksud tersebut dapat diketahui dari sighat lafadz itu sendiri. Berikut adalah diantara bentuk tuntutan dari kata amar:
Untuk hukum wajib, artinya lafadz amar itu menghendaki pihak yang disuruh wajib melaksanakan apa yang tersebut dalam lafadz itu. Umpamanya firman Allah dalam surat An-Nisa: 77;

77. …Dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!” ..

Amar di dalam ayat ini menimbulkan hukum wajib meskipun tanpa qarinah yang mengarahkannya untuk itu.
Untuk hukum nadb atau sunnat, artinya hukum yang timbul dari amar itu adalah nadb, bukan untuk wajib. Contohnya dalam surat al-Nur: 33

hendaklah kamu buat perjanjian dengan mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka,

Lafadz kitabah, yaitu kemerdekaan dengan pembayaran cicilan yang disuruh dalam ayat tersebut, menimbulkan hukum nadb, sehingga bagi yang menganggap tidak perlu, maka tidak ada ancamannya apa-apa.
Hubungan Timbal Balik Antara Amar dan Nahi

Amar tentang sesuatu berarti tuntutan mengerjakan sesuatu itu. Sedangkan nahi atas sesuatu berarti tuntutan menjauhi sesuatu itu. Apabila suatu perbuatan disuruh untuk dikerjakan apakah berarti sama dengan kebalikannya berupa larangan untuk meninggalkan perbuatan tersebut. Atau dengan kata lain, apakah amar tentang sesuatu sama dengan nahi terhadap lawan sesuatu itu.

Sebelumnya perlu dijelaskan mengenai bentuk lawan dari suatu kata. Bentuk pertama adalah lafadz yang hanya mempunyai satu lawan kata. Bentuk yang seperti ini disebut (alternatif). Umpamanya lawan kata bergerak adalah diam. Bentuk kedua adalah lafadz yang lawan katanya lebih dari satu, disebut (kontradiktif). Umpamanya, lawan kata berdiri adalah duduk, bertaring, jongkok dan sebagainya.

1. Segolongan ulama, diantaranya ulama Hambali, berpendapat bahwa bila datang larangan mengerjakan satu perbuatan dan ia hanya mempunyai satu lawan satu kata, berarti disuruh melakukan lawan kata dari segi artinya. Misalnya, dilarang bergerak berarti disuruh untuk diam. Bila lawan kata dari yang dilarang itu banyak berarti disuruh melakukan salah satu dari lawan katanya. Mereka mengemukakan alasan bahwa bila dilarang melakukan sesuatu perbuatan berarti wajib meninggalkannya dan tidak mungkin meninggalkannya kecuali dengan cara melakukan salah satu diantara lawan-lawan kata tersebut.

2. Banyak ulama, diantaranya Imam Haramain, al-Ghazali, al-Nawawi, al-Jufani dan lainnya berpendapat bahwa amar nafsi (tentang sesuatu yang tertentu), baik hukumnya wajib atau nadb bukanlah berarti larangan mengerjakan lawan sesuatu itu dan juga tidak merupakan kebiasaan bagi lawannya baik larangan itu menghasilkan hukum haram/karahah, baik lawan kata itu satu atau lebih dari satu.[3]

..

2. Sighat Amar

Amar merupakan lafal yang mengandung pengertian perintah sighat amar berbentuk sebagai berikut;

a. Berbentuk fiil amar/perintah langsung misalnya,



firman Allah

أقيموا الصلوة (البقرة : 34)

Artinya ;

Dirikanlah sholat (QS.Al-Baqarah;43)

b. Berbetuk mudlari’ yang diketahui oleh lam amar misalnya firman Allah :

وليطو فوا بالبيت العتيق (الحج : 29)

Artinya:

“…..danhendaklah melakukan tawafsekeliling rumah tua itu (baitullah). (QS. Alhaj)”

c. Dan bentuk lainya yang semakna,seperti lafadfaradha ,kutiba,dan sebagainya.

Bentuk amar kadang-kadang keluar dari maknanya yang asli yang di gunakan di gunakan untuk makna yang bermacam-macam yang dapat kita ketahui dari susunan kalimatnya

Imam Ar-Razi berkata di dalam kitabnya Al-mahsul, bahwa ahli usul telah sepakatmenetapkan bahwa bentuk if’al (fi’il amar) di pergunakan dalam 15 makna sesuai dengan qarinah yang mempengaruhinya. Lihat contoh di bawah ini

a. Ijab (wajib)

Contonya Fiman Allah :

اقيموا الصلوة (البقرة :43)

b. Nadap (anjuran)

Contoh firman allah

فكا تبوهم ان علمتم فيهم خيرا (النور :33)





Artinya:

“Dan brerikanlah kepada mereka sebagian dari harta allah yang karuniakan–Nya kepadamu”

c. Takdib (adap)

Contoh hadis Rosul

كل مما يليك (رواه البخارى ومسلم)

Artinya:

“Makalnlah apa yang ada di depan mu”

d. Irsyad (Menunjuk)

Contoh firman Allah:

واستشهدوا شهيدين من رجالكم (البقرة :282)

Artinya:

“Dan persakaikanlah dengan dua orang saksi dari orang (di antaramu) “

e. Ibahah (Keboleha )

Conntoh firman Allah:

وكلوا واشربوا حتى يتبين لكم الخيط الأبيض من الخيط الأسود من الفجر (البقرة :187)

Artinya:

“Makan dan minumlah hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.”

f. Tahdid (Ancaman)

Contoh firman Allah:

......إعملو ما شئتم انه بما تعملون بصير (فصلت :40)

Artinya:

“Kerjakanlah apa yang kamu kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan “



g. Inzhar (peringatan)

Contoh firman Allah:

قل تمتعوا فإن مصيركم إلى النار (ادخلو ها بسلام امنين (الحجر :30)

Artinya:

“Katakanlah,”Bersuka rialah kamu, karena sesungguhnya tempat kemblimu adalah neraka.“



h. Ikram (Memuliakan)

Contoh firman Allah:

ادخلوها بسلام امنين (الحجر :46)

Artinya:

“(Dikatakan kepada mereka) :masuklah kedalamnya dengan sejahtera lagi aman.”

i. Taskhir (Penghinaan)

Contoh firman Allah:

......كونوا قردة خسئين (البقرة :65)

Artinya:

“…Jadilah kamu sekalian kera yang hina. “

j. Ta’jiz (Melemahkan)

Contoh firman Allah:

فأتوا بسورة من مثله (البقرة :23)

Artinya:

“Datangkanlah satu surat (saja) yang seumpama Al-Quran itu.“

k. Taswiyah (Mempersamakan)

Contoh firman Allah:

فاصبروا أولاتصبروا (الطور :16)

Artinya:

“…….. maka bersabar atau tidak…….”

l. Tamanni (Angan-Angan)

Contoh firman Allah:

ياليل طل يانوم زل ياصبح قف لاتطلع (أم قيس)

Artinya:

“Wahai sang malam memanjanglah Wahai kantuk menghilanglah Wahai waktu subuh berhentilah dahulu Jangan segera datang”



m. Doa (Berdoa)

Contoh firman Allah:

ربّ اغفرلى (ص : 35)

Artinya:

“Ya Allah ampunilah aku.”

n. Ihanah (Meremehkan)

Contoh firman Allah:

ذق إنّك أنت العزيز (الدخان :49)

Artinya:

“Rasakanlah, sesungguhnya kamu orang yang perkasa lagi mulia”

o. Imtihan

Contoh:

فكلوا مما رزقكم الله (النحل :114)

Artinya:

“Makanlah apa yang direzekikan Allah kepadamu”


READ MORE - Sighat Amar

Guru PAI Meningkatkan Minat Baca Al-Qur’an

A. Judul Penelitian

Upaya Guru PAI Dalam Meningkatkan Minat Baca Al-Qur’an Pada Siswa

B. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.

Dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendali diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang perlu dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.”

Tujuan pendidikan nasional sebagaimana diamatkan oleh pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia beriman, bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, sebagaiman dikutip oleh sutikno (2008:45) menjelaskan bahwa dalam melaksanakan tugas, guru dituntut untuk memiliki kematangan atau kedewasaan pribadi serta kesehatan jasmani dan rohani. Salah satu makna dewasa di sini ialah bahwa guru harus melaksnakan fungsinya secara maksimal, termasuk menjadi orang tua kedua di ingkungan sekolah.

Bila merujuk pada tujuan pendidikan nasional yang termaktub dalam Pembukuan UUD 1945, maka guru bertanggung jawab dalam membentukmanusia yang beriman, bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Dalam proses pendidikan dilingkungan madrasah, pembentukan manusia yang beriman, bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti luhur diwujudkan dalam rumpun mata pelajaran pendidikan Agama Islam, yang terdiri atas mata pelajaran Aqidah Akhlaq, Al-Qur’an Hadits, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Beberapa kemampuan dasar keagamaan jug wajib diterapkan kepada siswa, termasuk salah satunya ialah kemampuan mambaca kitab suci Al-Qur’an.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa minat untuk membaca Al-Qur’an di kalangan sebagaian remaja muslim Indonesia saat ini mulai berkurang. Demikian dilingkungan dekat sekolah Madrasah. Kurangnya minat baca Al-Qur’an ini dapat disebabkan oleh beberapa factor. Pada akhirnya, menjadi tugas guru PAI lah untuk berupaya meningkatkan minat baca Al-Qur’an pada siswa tersebut.

Berbagai upaya dilakukan oleh guru untuk kepentingan hal tersebut. Berhasil atau tidaknya upaya tersebut sangat bertanggung pada berbagai factor yang mempengaruhinya. Namun untuk lebih mengetahui bagaimana upaya tersebut dilakukan serta bagaimana hasil yang diperoleh , perlu dilakukan suatu proses penelitian lebih lanjut.

Hal inilah yang membuat penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul : Upaya Guru PAI dalam Meningkatkan Minat Baca Al-Qur’an pada Siswa.



C. Fokus Penelitian

Penelitian ini merupakan usaha memahami alam pikiran siswa untuk meningkatkan minat baca Al-Qur’an, Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan memiliki beban dan tanggung jawab dalam pencapaian tujuan pendidikan ini, walaupun memang harus didukung oleh berbagai komponen pendidikan lainnya. Sebagai pendidik professional, guru bukan saja dutuntut melaksanakan tugasnya secara professional, tetapi juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan professional.



D. Rumusan Masalah

Mengacu pada apa yang telah diuraikan sebelumnya, penulis menyusun suatu rumusan masalah penelitian yaitu, Bagaimana upaya guru PAI dalam meningkatkan minat baca Al-Qur’an pada siawa.

Dari rumusan masalah tersebut, maka muncul pertanyaan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya guru PAI dalam meningkatkan minat baca Al-Qur’an pada siswa?

2. Bagaimana minat baca Al-Qur’an pada siswa?

3. Bagaimana pengaruh upaya guru PAI terhadap minat baca Al-Qur’an pada siswa?



E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan keinginan yang ada pada penelitian untuk hal-hal yang akan dihasilkan oleh penelitian, dirumuskan dalam kalimat pernyataan, merupakan jawaban yang ingi dicari. (Arikunto, 2006:61)

Berdasarkan rumusan masalah yag telah dibuat, penulis menentukan tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana upaya guru PAI dalam meningkatkan minat baca Al-Qur’an pada siswa.

2. Untuk mengetahui bagaimana minat baca Al-Qur’an pada siswa

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh upaya guru PAI terhadap minat baca Al-Qur’an pada siswa.



F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan hasil yang akan disumbangkan untuk kemajuan ilmu pengetahuan, merupakan follow up kesimpulan. (Arikunto 2006:61)

Dari penelitian ini, penulis berharap agar pendidikan (guru), khususnya guru Pendidikan Agama Islam, di masa mendatang dapat lebih inovatif dalam berupaya untuk menumbuh kembangkan minat baca Al-Qur’an pada siswa. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat terlihat analisis upaya guru, setiap kelebihan dan kekurangannya, untuk dapat diperbaiki selanjutnya. Diharapkan juga agar minat baca Al-Qur’an pada siswa dapat meningkatkan menyusul adanya upaya yang optimal dari guru PAI.



G. Kajian Pustaka

Guru merupakan ujung tombak pelaksanaan pendidikan memiliki beban dan tanggung jawab dalam pencapaian tujuan pendidikan ini, walaupun memang harus didukung oleh berbagai komponen pendidikan lainnya. Sebagai pendidik professional, guru bukan saja dituntut melaksanakan tugasnya secara professional, tetapi juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan professional.

Kata “minat” bersinonim dengan “keinginan”. Makan minat baca Al-Qur’an berarti keinginan yang muncul dari diri sendiri untuk membaca Al-Qur’an.

Dapat disimpulkan bahwa upaya guru PAI dalam meningkatkan minat baca Al-Qur’an pada siswa berarti berbagai usaha yang dilakukan oleh pendidik guna menumbuh kembangkan keinginan atas kesadaran sendiri untuk membaca kitab Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.



H. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan penulis gunakan adalah penelitian deskriptif analisis aktifitas (Activity Analysis), dimana dalam penelitian ini peneliti ingin mendapatkan fakta trperinci tentang bagaimana upaya guru PAI dalam meningkatkan minat baca Al-Qur’an pada siswa.

Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang diupayakan untuk mencandra atau mengamati permasalahan secara sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat objek tertentu. (Suryana, 2008:87)

Sedangkan Activity Analysis merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki secara terperinci atas aktivitas manusia, dimana hasil penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi untuk keperluan di masa mendatang. (Hatimah, 2007:98)

2. Prosedur Penelitian

a) Memilih dan merumuskan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat yang diharapkan.

b) Membatasi masalah yang diteliti,

c) Menelusuri sumber-sumber keputusan terkai serta sumber-sumber lainnya yang mendukung,

d) Memilih populasi dan sampel penelitian

e) Meyusun instrument penelitian

f) Melakukan observasi dan pengumpulan data

g) Menghitung dan menganalisis data

h) Membahas dan menyimpulkan data hasil penelitian yang kemudian disusun dalam bentuk laporan penelitian.

3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dalam Encylopedia of Educational Evaluation tertulis : A population is a set (or collection) of all elements prossessing one or more attributes of interest. (Arikunto, 2006:130)

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti untuk menggeneralisasikan hasil penelitian kepada populasi. (Arikunto, 2006:131)

4. Instrumen Penelitian

Instrument digunakan untuk memperoleh data tentang status sesuatu dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan.

Dalam penelitian ini, instrument digunakan untuk mendapatkan data dan fakta terperinci yang dibutuhkan mengenai upaya guru PAI dalam meningkatkan minat baca Al-Qur’an. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan angket.

Observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis dengan prosedur yang terstandar.

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.

Angket adalah suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topic tertentu yang diberikan kepada subyek, baik secara individual atau kelompok, untuk mendapatkan informasi mendapatkan informasi tertentu, seperti preferensi, keyakinan, minat dan prilaku.

5. Pengolahan Data

Setelah dat terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah data. Bagi data yang bersifat kuantitatif akan diolah dengan menggunakan metode statistic, sedangkan data yang bersifat kualitatif akan diolah dengan pendekatan logika.

Analisis ini dimaksudkan untuk membeuktikan hubungan antara variable x dengan variable y. alat analisis yang digunakan adalan analisis korelasional.

Analisis korelasional merupakan studi yang menghubungkan atau membahas tentang suatu variable dengan variable yang lain untuk memahami suatu fenomena dengan cara menentukan tingkat atau derajat hubungan antara variable-variabel tersebut.(Hadjar, 1996:277).

Langkah yang dilakukan dalam analisis korelasi adalah menghitung koefisien dengan menggunakan Rumus korelasi product moment (menentukan hubungan antara dua gejala interval).

I. Sistematika Laporan

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini, penulis mengemukakan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian ini, rumusan masalah dan tujuan penelitian, kerangka berfikir, hipotesis penelitian, serta bagaimana sistematika penyusunan laporan penelitian.

Bab II Tinjauan Pustaka

Pada bab ini dikupas berbagai landasan teori yang mendasari penelitian ini, mulaidari teori-teori tentang guru dan berbagai upaya yang dilakukannya, minat siswa, serta kewajiban membaca Al-Qur’an.

Bab III Metodologi Penelitian

Pada bab ini penulis mengulas tentang hal-hal yang berkaitan dengan metodologi dalam pelaksanaan penelitian ini, yang terdiri atas metode penelitian,populasi dan sampel penelitian, waktu dan tempat penelitian, teknik pengumpulan data, instrument penelitian, serta teknik analisis data.

Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan bagaimana data diperoleh, bagaimana proses analisis data dilakukan, serta bagaimana data penafsiran dari hasil analsisis data, hingga didapat uraian jasil penelitian.

Bab V Penutup

Pada bab ini, dituliskan kesimpulan hasil penelitian serta beberapa rekomendasi untuk pihak-pihak terkait sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini.




READ MORE - Guru PAI Meningkatkan Minat Baca Al-Qur’an

PERAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN

PERAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN

A. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam meningkatkan SDM yang akan menopang gerak pembangunan. Pendidikan sebagai investasi yang akan menghasilkan manusia-manusia yang memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pembangunan suatu bangsa. Manfaat (benefit) individu, social atau institusional akan diperoleh secara bervariasi. Akan tetapi, manfaat individual tidak akan diperoleh secara cepat (quick yielding), tetapi perlu waktu yang cukup lama, bahkan bisa satu generasi. Membincangkan pendidikan berarti berbicara kebutuhan primer manusia. Kedua, pendidikan juga merupakan wahana strategis bagi upaya perbaikan mutu kehidupan manusia, yang ditandai dengan meningkatnya level kesejahteraan, menurunnya derajat kemiskinan dan terbukanya berbagai alternatif opsi dan peluang mengaktualisasikan diri di masa depan.

Dalam tataran nilai, pendidikan mempunyai peran vital sebagai pendorong individu dan warga masyarakat untuk meraih progresivitas pada semua lini kehidupan. Di samping itu, pendidikan dapat menjadi determinan penting bagi proses transformasi personal maupun sosial. Dan sesungguhnya inilah idealisme pendidikan yang mensyaratkan adanya pemberdayaan.

Namun dalam tataran ideal, pergeseran paradigma yang awalnya memandang lembaga pendidikan sebagai lembaga sosial, kini dipandang sebagai suatu lahan bisnis basah yang mengindikasikan perlunya perubahan pengelolaan. Perubahan pengelolaan tersebut harus seirama dengan tuntutan zaman. Maka merupakan hal yang logis ketika pengelola pendidikan mengambil langkah antisipatif untuk mempersiapkan diri bertahan pada zamannya. Mempertahankan diri dengan tetap mengacu pada pembenahan total mutu pendidikan berkaitan erat dengan administrasi pendidikan adalah sebuah keniscayaan.









B. RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini akan dibahas tentang :

1. Pengertian Administrasi Pendidikan ?

2. Peran Administrasi Pendidikan dalam Dunia pendidikan?

C. PEMBAHASAN

1. Pengertian Administrasi Pendidikan

Istilah administrasi berasal dari bahasa latin yaitu Ad dan ministrate yang artinya pemberian jasa atau bantuan, yang dalam bahasa Inggris disebut Administration artinya To Serve, yaitu melayani dengan sebaik-baiknya.

Pengertian administrasi dapat dibedakan menjadi 2 pengertian yaitu :

a. Administrasi dalam arti sempit.

Menurut Soewarno Handayaningrat mengatakan “Administrasi secara sempit berasal dari kata Administratie (bahasa Belanda) yaitu meliputi kegiatan cata-mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan, keti-mengetik, agenda dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan”(1988:2). Dari definisi tersebut dapat disimpulkan administrasi dalam arti sempit merupakan kegiatan ketatausahaan yang mliputi kegiatan cata-mencatat, surat-menyurat, pembukuan dan pengarsipan surat serta hal-hal lainnya yang dimaksudkan untuk menyediakan informasi serta mempermudah memperoleh informasi kembali jika dibutuhkan.

b. Administrasi dalam arti luas.

Menurut The Liang Gie mengatakan Administrasi secara luas adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu”(1980:9). Administrasi secara luas dapat disimpulkan pada dasarnya semua mengandung unsur pokok yang sama yaitu adanya kegiatan tertentu, adanya manusia yang melakukan kerjasama serta mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Sedangkan pengertian dari administrasi pendidikan adalah segenap proses pengarahan dan pengintegrasian segala sesuatu, baik personal, spiritual maupun material yang bersangkut paut dengan pencapaian tujuan pendidikan.

Berdasarkan uraian dan definisi tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa administrasi pndidikan adalah seluruh kegiatan yang dilakukan melalui kerjasama dalam suatu organisasi berdasarkan rencana yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan pendidikan.

2. Peran administrasi dalam dunia pendidikan.

Administrasi pendidikan meliputi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan pendidikan di suatu negara.

Sedangkan administrasi sekolah kegiatan-kegiatannya terbatas pada pelaksanaan pengelolaan pendidikan di sekolah sehingga kita mengenal adanya administrasi Sekolah Dasar, Lanjutan, Perguruan Tinggi dan sebagainya, diantaranya kepemimpinan Kepala Sekolah, Supervisi dan sebagainya. Didalam administrasi terdapat beberapa unsur pokok, diantaranya: Adanya sekelompok manusia (sedikitnya dua orang), Adanya tujuan yang hendak di capai bersama, Adanya tugas atau fungsi yang harus dilaksanakan, dan Adanya perlengkapan dan peralatan.

Administrasi pendidikan adalah proses keseluruhan kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan dan pembiayaan, dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personil, materiil, maupun spirituil untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.Jadi, dengan lebih memperhatikan aspek administrasi pendidikan maka diharapkan tujuan pendidikan atau target program pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Administrasi pendidikan yang juga sering disebut dengan manajemen pendidikan yang sangat diperlukan untuk menjamin supaya seluruh kegiatan pendidikan dapat terlaksana dengan optimal.Administrasi pendidikan memiliki fungsi sebagai berikut, : Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengoordinasian (Coordinating), Komunikasi, Supervisi, Kepegawaian (Staffing), Pembiayaan (Budgeting), Penilaian (Evaluating).

Dalam administrasi pendidikan terkandung unsur-unsur, yaitu 1) Tujuan yang akan dicapai, 2) Adanya proses kegiatan bersama, 3) Adanya pemanfaatan sumber daya, 4) Adanya kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan terhadap sumber daya yang ada.Dengan melihat kepada unsur–unsur pokok dalam administrasi seperti telah di kemukakan terdahulu, jelas bahwa bidang–bidang yang tercakup di dalam proses kegiatan administrasi pendidikan itu luas.Secara terperinci bidang administrasi pendidikan adalah sebagai berikut :

1. Administrasi tata laksana sekolah, meliputi :

- Organisasi dan struktur pegawai tata usaha,

- Organisasi dan anggaran belanja keuangan sekolah, Masalah kepegawaian, Masalah perlengkapan dan perbekalan, Keuangan dan pembukuan,

- Korespondensi / surat–menyurat,

- Laporan–laporan (bulanan, kuartalan, dan tahunan), Masalah pemangkatan, pemindahan, penempatan, dan pemberhentian pegawai,

- Pengisian buku pokok, klapper, raport, dan sebagainya.

2. Administrasi Murid, meliputi:

- Organisasi dan perkumpulan murid

- Masalah kesehatan dan kesejahteraan murid

- Penilaian dan pengukuran kemajuan murid

- Bimbingan dan penyuluhan bagi murid

3. Supervisi pengajaran, meliputi:

- Usaha membangkitkan semangat guru dan pegawai

- Usaha mengembangkan, mencari dan menggunakan metode pengajaran yang baru

- Usaha mengembangakan kerja sama antara guru, murid,dan pegawai

- Mengusahakan cara-cara menilai hasil pendidikan

- Usaha mempertinggi mutu dan pengalaman guru-guru

- Pelaksanaan dan Pembinaan Kurikulum, meliputi:

- Mempedomani dan merealisasikan apa yang tercantum dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan

- Menyusun dan melaksanakan organisasi kurikulum

- Kurikulum bukanlah sesuatu yang harus di ikuti begitu saja tanpa perubahan

- Pendidikan dan perencanaan bangunan sekolah, meliputi:

4. Cara memilih letak dan menentukan luas tanah yang di butuhkan

- Mengusahakan, merencanakan dan menggunakan biaya pendirian sekolah

- Menentukan jumlah ruang dan luasnya

- Cara-cara penggunaan gedung dan fasilitas sekolah

- Alat-alat perlengkapan

- Kondisi masyarakat sekitar sekolah

Administrasi dalam pendidikan yang tertib dan teratur, sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan pendidikan bagi Kepala Sekolah dan Guru. Peningkatan kemampuan tersebut akan berakibat positif, yaitu makin meningkatnya efisiensi, mutu dan perluasan pada kinerja di dunia pendidikan tersebut. Untuk memperlancar kegiatan di atas agar lebih efektif dan efisien perlu informasi yang memadai. Sistem informasi di dunia pendidikan ini menyangkut dua hal pokok yaitu kegiatan pencatatan data(recording system) dan pelaporan (reporting system).

Administrasi suatu lembaga pendidikan merupakan suatu sumber utama manajemen dalam mengatur proses belajar mengajar dengan tertib sehingga tercapainya suatu tujuan terpenting pada lembaga pendidikan tersebut. Yang sangat diperlukan oleh para pelaku pendidikan untuk melakukan tugas dan profesinya. Kepala Sekolah dan guru disekolah sangat memerlukan data-data tentang siswa, kurikulum, sarana dan sebagainya untuk pengelolaan sekolah sehari-hari. Pengawas pendidikan di semua tingkat memerlukan data-data tersebut sebagai bahan sarana supervisi. Untuk tingkat yang lebih tinggi misalnya Dinas Pendidikan mulai tingkat kecamatan sampai propinsi memerlukan data untuk pelaporan yang lebih tinggi, untuk melakukan pembinaan, serta untuk menyusun rencana atau program pendidikan pada masa mendatang. Di tingkat pusat (nasional) data pendidikan diperlukan untuk perencanaan yang lebih makro, melakukan pembinaan, pengawasan, penilaian (evaluasi), dan keperluan administrasi lainnya.

Data pendidikan yang terdapat disekolah sangat banyak macam dan jenisnya. Ada yang bersifat relatif tetap dan ada yang selalu berubah. Untuk mendapatkan gambaran perubahan data dari waktu ke waktu, perlu dilakukan pencatatan yang teratur dan berkelanjutan dengan menggunakan sistem yang baku dalam satu sistem. Agar pencatatan data lebih akurat dan benar sesuai yang diharapkan tenaga administrasi yang terampil dan mengetahui apa yang menjadi tugasnya.Di lembaga pendidikan tingkat menengah hampir sebagian besar belum ada tenaga administrasi sesuai yang diharapkan. Kepala Sekolah sebagai administrator di lingkungan sekolah yang dipimpinnya, dalam melaksanakan tugas administrasi dibantu oleh guru dengan cara membagi tugas administrasi mereka. Agar dalam melaksanakan tugas administrasi dan pelaporan, cepat dan benar diperlukan pedoman administrasi di tingkat sekolah.

Jadi administrasi pendidikan sangat mempunyai peran yang sangat vital dalam pengembangan dan kemajuan dalam dunia pendidikan sehingga arah untuk merealisasikan suatu prestasi sangatlah mudah tercapai.

D. SIMPULAN

Berdasarkan uraian dan definisi diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa administrasi pndidikan adalah seluruh kegiatan yang dilakukan melalui kerjasama dalam suatu organisasi berdasarkan rencana yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan pendidikan.

Sedangkan Administrasi pendidikan memiliki peran sebagai berikut, : Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengoordinasian (Coordinating), Komunikasi, Supervisi, Kepegawaian (Staffing), Pembiayaan (Budgeting), Penilaian (Evaluating).

DAFTAR PUSTAKA

- Purwanto, N. 1997. Administrasi dan supervisi pendidikam. Malang: PT. Remaja rosdakarya

- Soepardi, I. 1988. Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: FKIP Universitas Jember

- http://gurulia.wordpress.com/2009/04/08/definisipengertian-administrasi/








READ MORE - PERAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN

Macam Metode Penelitian

Variabel ialah suatu sifat atau atribut atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut Kerlinger ( 1973 ) bahwa variabel ialah konstruk atau sifat yang harus dipelajari. Semisal, tingkat aspirasi, penghasila, pendidikan, status sosial, jenis kelamin. Dan sebagainya. Variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda. Dengan demikian variabel merupakan suatu yang bervariasi.

Dinamakan variabel karena ada variasinya, misalkan saja karena alasan berat badan suatu kelompok orang itu bervariasi karena terdapat perbedaan dari macam-macam sudut pandang.

Variabel juga berarti atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu, karena itu dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek, yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lain atau satu obyekdengan yang lainnya.

Macam – Macam Variabel.

Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam - macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :

1) Variabel Independen : variabel ini sering disebut sebagai variabel sitimilus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagi variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen(terikat).

2) Variabel Dependen : sering disebut sebagai variabel output, criteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

3) Variabel Moderator : adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah ) hubungan antara variabel independen dan dependent. Variabel juga disebut juga sebagai variabel independen kedua. Hubugan perilaku suami dan istri akan semakin baik (kuat) kalau mempunyai anak , dan akan menjadi semakin renggang kalau ada pihak ketiga ikut mencampuri. Disini anak adalah sebagai variabel moderator yang memperkuat hubungan dan pihak ketiga adalah sebagai variabel moderator yang memperlemah hubungan.

4) Variabel intervening : dalam hal ini Tuckman (1988) menyatakan “An intervening variable is that factor that theoretically affect the observed phenomenon but cannot be seen, measure, or manipulate”. Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.

5) Variabel Kontrol : adalah variabel yang dikendalikan atau yang dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh factor luar yang tidak diteliti. Variabel control sering digunakan oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.



Teknik Sampling.

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengmbilan sampel.

Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua yaitu : Probability Sampling dan Nonprobalitiy Sampling. Probality sampling meliputi, simple random,proportionate stratified random,disproportionate stratified random, dan area random. Nonprobality sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksedental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.

Probality Sampling.

Probality sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

1) Simple Random Sampling.

Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

2) Proportionate Stratified Random Sampling.

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogeny dan berstrata secara proporsional. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1 = 45, S2 = 30, STM = 800,ST = 900, SMEA =400, SD = 300. Jumlah sampel dan teknik pengambilan sampel diberikan setelah bagian ini.

3) Disproportionate Stratified Random Sampling.

Teknik Ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proposional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai; 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP, maka tiga orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlau kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.

4) Cluster Sampling (area sampling).

Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, missal penduduk dari suatu Negara, propinsi atu kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampenya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.

Misalnya di Indonesia terdapat 30 propinsi dan sampelnya akan menggunakan 15 propinsi,maka pengambilan 15 propinsi itu dilakukan secara random. Tetapi perlu diingat, karena propinsi – propinsi di Indonesia itu berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelny perlu menggunakan stratified random sampling.

Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang – orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.

Nonprobability Sampling.

Nonprobality sampling adalah tenik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

1) Sampling Sistematis.

Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggoata populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggoata populasi yang terdiri dari seratus otang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk ini maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor 1, 5,10, 15, 20, dan seterusnya sampai 100.

2) Sampling Kuota.

Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota)

Yang diinginkan. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan ijin Mendirikan Bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang ditentukan.

Bila pengumpulan data dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari 5 orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok dapat menghubungi seratus orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 anggota sampel.

3) Sampling Insidental.

Sampling insedental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan /insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

4) Sampling Purposive.

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan, atau penelitian tentang kondisi politik disuatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli sumber politik. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau bpenelitian – penelitian yang tidak melakukan generalisasi.

5) Sampling Jenuh.

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini seing dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimanan semua anggota populasi dijadikan sampel.

6) Snowball Sampling

Snowball sampling adalah tekik penentuan sampel yang mula –mula jumlahnya kecil,kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama – lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama – tama diplilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melngkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel purposive dan snowball. Misalnya akan meneliti siapa provokator kerusuhan, maka akan cocok menggunakan purposive dan snowball sampling.


READ MORE - Macam Metode Penelitian

RUANG LINGKUP ADMINISTRASI PENDIDIKAN

RUANG LINGKUP ADMINISTRASI PENDIDIKAN

A. PENDAHULUAN

Dalam mengelola administrasi di dunia pendidikan dibutuhkan kematangan dalam mengatur pola administrasi, dan sesuai dengan pola yang lebih baik serta sesuai dengan aturan yang berlaku.

Administrasi pendidikan menurut Sondang P. Siagian adalah keseluruhan proses pelaksanaan daripada keputusan yng telah diambil dan pelaksanaan itu pada umumnya dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.1

Administrasi mengandung beberapa pokok pengertian yaitu administrasi sebagai proses kerja sama, aktivitas kerja sama dilakukan dua orang atau lebih. Merupakan wadah kerja sama yang berupa lembaga atau organisasi. Dan mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.

Sedangkan pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam meningkatkan SDM yang akan menopang gerak pembangunan. Pendidikan sebagai investasi yang akan menghasilkan manusia-manusia yang memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pembangunan suatu bangsa. Maka dari itu dibutuhkan untuk mengatur agar dapat terstruktur dengan baik. Dalam pandangan nilai, pendidikan mempunyai peran central sebagai pendorong individu dan warga masyarakat untuk meraih progresivitas pada semua lini kehidupan. Di samping itu, pendidikan dapat menjadi determinan penting bagi proses transformasi personal maupun sosial.

1. Sondang P. Siagian, Administrasi Pembangunan. ( Jakatra:Gunung Agung, 1974 ), hal. 2.


B. RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini akan dibahas tentang :

1. Pengertian Administrasi Pendidikan ?

2. Apa Sajakah yang Menjadi Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan ?


C. PEMBAHASAN
1.) Pengertian Administrasi Pendidikan.

Administrasi dalam bahas Indonesia, kata Administrasi itu sendiri. Merupakan serapa dalam bahas Belanda ‘Administratie’ yang bersifat terbatas dan hanya menyangkut sebagian kecil dari pengertian yang sebenarnya. Dimaksudkan ialah ketata-usahaan yang diartikan sebagai kegiatan penyusunan keterangan-keterangan secara sistematis dan pendataan secara tertulis semua kegiatan yang diperlukan dengan maksud memperoleh suatu ikhtisar dalam keseluruhan dan dalam hubungannya yang sama. Administrasi pendidikan adalah suatu proses penyelenggaraan dan pengurusan segenap tindakan atau kegiatan dalam setiap usaha kerja sama kelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Luther Gullick yang mendefinisikan bahwa administrasi sebagai pengorganisasian dan pengarahan sumber-sumber yang berupa manusia atau tenaga kerja dan material untuk mencapai tujuan akhir yang diinginkan.2

Administrasi pendidikan adalah proses keseluruhan kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan dan pembiayaan, dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personil, materiil, maupun spirituil untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.




1. Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. (Jogjakarta: Arruzz,2008) hal.43.



Jadi, dengan lebih memperhatikan aspek administrasi pendidikan maka diharapkan tujuan pendidikan atau target program pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Administrasi pendidikan yang juga sering disebut dengan manajemen pendidikan yang sangat diperlukan untuk menjamin supaya seluruh kegiatan pendidikan dapat terlaksana dengan optimal.Administrasi pendidikan memiliki fungsi sebagai berikut, : Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengoordinasian (Coordinating), Komunikasi, Supervisi, Kepegawaian (Staffing), Pembiayaan (Budgeting), Penilaian (Evaluating).

Dalam administrasi pendidikan terkandung unsur-unsur, yaitu 1) Tujuan yang akan dicapai, 2) Adanya proses kegiatan bersama, 3) Adanya pemanfaatan sumber daya, 4) Adanya kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan terhadap sumber daya yang ada.Dengan melihat kepada unsur–unsur pokok dalam administrasi seperti telah di kemukakan terdahulu, jelas bahwa bidang–bidang yang tercakup di dalam proses kegiatan administrasi pendidikan itu luas.

Administrasi dalam pendidikan yang tertib dan teratur, sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan pendidikan bagi Kepala Sekolah dan Guru. Peningkatan kemampuan tersebut akan berakibat positif, yaitu makin meningkatnya efisiensi, mutu dan perluasan pada kinerja di dunia pendidikan tersebut. Untuk memperlancar kegiatan di atas agar lebih efektif dan efisien perlu informasi yang memadai. Sistem informasi di dunia pendidikan ini menyangkut dua hal pokok yaitu kegiatan pencatatan data(recording system) dan pelaporan (reporting system).

Sedangkan Administrasi pendidikan memiliki peran sebagai berikut, : Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengoordinasian (Coordinating), Komunikasi, Supervisi, Kepegawaian (Staffing), Pembiayaan (Budgeting), Penilaian (Evaluating).

2.) Apa sajakah yang menjadi Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan.

Secara umum ruang lingkup administrasi pendidikan ialah :

a.) Administrasi Kurikulum

Meliputi pembukuan dan pendataan jumlah meta pelajaran yang diajarkan, waktu tersedia, jumlah guru beserta pembagian jam pelajaran, jumlah kelas, penjadwalan, buku yang dibutuhkan, program semester, evaluasi, program tahunan dan kalender pendidikan.

b.) Administrasi ketenagaan pendidikan ( kepegawaian )

Meliputi, kumpulan surat lamaran dan penerimaan pegawai, mutasi, surat keputusan, surat tugas, berkas-berkas tenaga kependidikan, daftar umum kepegawaian.

c.) Administrasi kesiswaan

Meliputi, Organisasi dan perkumpulan murid. Masalah kesehatan dan kesejahteraan murid. Penilaian dan pengukuran kemajuan murid. Bimbingan dan penyuluhan bagi murid.

d.) Admnistrasi sarana dan prasarana pendidikan

Meliputi, buku perencanaan pengadaan barang, buku pembagian dan penggunaan barang, buku perbaikan barang, dan lain-lain.

e.) Administrasi keuangan/pembiayaan pendidikan, meliputi keuangan pendaftaran siswa batu, uang gedung, uang seragam, uang pealatan sekolah, SPP. Dan lain-lain.

f.) Administrasi perkantoran, meliputi surat masuk dan keluar, buku tamu, buku-buku pentung terkait penyelenggaraan pendidikan.

g.) Administrasi unit-unit penunjang pendidikan, meliputi bimbingan konseling, UKS, pramuka, olahraga, kesenian.

h.) Administrasi layanan khusus pendidikan, meliputi konsumsi, layanan antar jemput, bimbingan khusus di rumah.

i.) Administrasi tat lingkungan dan keamanan sekolah, meliputi perencanaan tata tertib dan pertamanan di sekolah, jadwal penjaga, jadwal kebersihan.

j.) Administrasi hubungan dengan masyarakat, meliputi hasil kerja sama, program-program humas. Dan sebagainya.

Data pendidikan yang terdapat disekolah sangat banyak macam dan jenisnya. Ada yang bersifat relatif tetap dan ada yang selalu berubah. Untuk mendapatkan gambaran perubahan data dari waktu ke waktu, perlu dilakukan pencatatan yang teratur dan berkelanjutan dengan menggunakan sistem yang baku dalam satu sistem. Agar pencatatan data lebih akurat dan benar sesuai yang diharapkan tenaga administrasi yang terampil dan mengetahui apa yang menjadi tugasnya.Di lembaga pendidikan tingkat menengah hampir sebagian besar belum ada tenaga administrasi sesuai yang diharapkan.

Kepala Sekolah sebagai administrator di lingkungan sekolah yang dipimpinnya, dalam melaksanakan tugas administrasi dibantu oleh guru dengan cara membagi tugas administrasi mereka. Agar dalam melaksanakan tugas administrasi dan pelaporan, cepat dan benar diperlukan pedoman administrasi di tingkat sekolah. Jadi administrasi pendidikan sangat mempunyai peran dalam pengembangan dan kemajuan dalam dunia pendidikan sehingga arah untuk merealisasikan suatu prestasi sangatlah mudah tercapai.



D. SIMPULAN

Administrasi suatu lembaga pendidikan merupakan suatu sumber utama manajemen dalam mengatur proses belajar mengajar dengan tertib sehingga tercapainya suatu tujuan terpenting pada lembaga pendidikan tersebut. Yang sangat diperlukan oleh para pelaku pendidikan untuk melakukan tugas dan profesinya. Kepala Sekolah dan guru disekolah sangat memerlukan data-data tentang siswa, kurikulum, sarana dan sebagainya untuk pengelolaan sekolah sehari-hari. Pengawas pendidikan di semua tingkat memerlukan data-data tersebut sebagai bahan sarana supervisi. Untuk tingkat yang lebih tinggi misalnya Dinas Pendidikan mulai tingkat kecamatan sampai propinsi memerlukan data untuk pelaporan yang lebih tinggi, untuk melakukan pembinaan, serta untuk menyusun rencana atau program pendidikan pada masa mendatang. Di tingkat pusat (nasional) data pendidikan diperlukan untuk perencanaan yang lebih makro, melakukan pembinaan, pengawasan, penilaian (evaluasi), dan keperluan administrasi lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Ar-Ruzz:Jogjakarta.

Subroto,Suryo. 1988. Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah.Bina Aksara:Jakarta.

http://mimbarmahasiswa.blogspot.com/2011/05/ruang-lingkup-dan-fungsi-administrasi.html




READ MORE - RUANG LINGKUP ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PENDIDIKAN AGAMA ISALAM SEBAGAI SUB SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

I. Pendahuluan

Pendidikan agama merupakan suatu landasan filosofis religious pendidikan. Pada hakikatnya segala pengetahuan bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Dan Tuhan telah menurunkan pengetahuan baik melalui utusanNya berupa wahyu, maupun berbagai hal yang ada di alam semesta. Kebenaran pengetahuan bersifat mutlak seperti dalam pengetahuan keagamaan karena bersumber langsung dari Tuhan. [1]

Dilihat dari kemajemukan agama yang ada di Indonesia agama Islam mendominasi ragam agama yang ada, maka mayoritas penduduk di Indonesia menganut agama Islam. Dari alasan diatas dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa, Negara Indonesia memasukkan Sistem Pendidikan Agama Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional, karena pendidikan agama dapat memainkan peranan yang lebih kuat dalam upaya memperbaiki akhlaq masyarakat.[2]

Pendidikan agama juga sangat dianjurkan sekalipun di Negara yang maju, karena sifat religiusitas harus ditanamkan. Dengan adanya itu, orang akan mempunyai pegangan dan mempunyai rasa Ketuhanan dan Keimanan. Maka, dari alasan tersebut dalam makalah kami akan membahas beberapa hal yang kami rangkum pada rumusan masalah.



I. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pendidikan Agama dalam lingkup Pendidikan Nasional?

2. Bagaimana Pendidikan Agama Islam sebagai Sub Sistem Pendidikan Nasional?

II. Pembahasan

1. Bagaimana Pendidikan Agama dalam lingkup Pendidikan Nasional?

Pendidikan agama merupakan hal yang paling mendasar yang diajarkan pertama kali dalam kehidupan. Pendidikan agama juga bersifat fleksibel sesuai apa yang mendukung pada budaya dan tradisi. Dan untuk mewujudkan sepenuhnya bahwa moral dan kehidupan keagamaan bangsa yang sangat kuat yang mampu membentengi bangsa Indonesia dari kehancuran meskipun masih perlu dibenahi sistemnya.

Pendidikan Nasional sangat berpengaruh dewasa ini karena Negara Indonesia ingin mewujudkan pendidikan yang baik dan bermutu dengan menerapkan kurikulum yang sebagai acuan dari pusat pada daerah, sedang Sistem Pendidikan Nasional yang sekarang digunakan lewat berbagai amandemen perubahan sampai pada dibuatnya Undang-Undang yang mengatur Sistem Pendidikan yang sekarang digunakan ialah Undang-Undang no. 20 Th.2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Didalam tujuan Pendidikan Nasional tersebut bahwa berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[3] Dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Pendidikan Agama adalah bagian yang pertama untuk dijadikan dasar yang utama dalam memperoleh pengetahuan.

Pendidikan Nasional dibagi menjadi 3, yaitu:

a.) Pendidikan Formal

b.) Pendidikan Informal

c.) Pendidikan Non Formal

Pada 3 bagian diatas, pendidikan agama banyak diterapkan pada masing-masing aspek kehidupan. Terkait dengan tujuan Pendidikan Nasional tersebut membentuk suatu keterikatan satu sama lain, dan agama sebagai penunjang untuk pencapaian Pendidikan Nasional.

Terdapat bebarapa konsep dari tujuan Pendidikan Nasional yang didalamnya menyangkut sifat religiusitas yaitu, untuk mendukung kehidupan bangsa yang cerdas, konsep manusia yang seutuhnya agar dapat beriman, bertakwa, berbudi pekerti luhur, berpengetahuan, berketrampilan dan terampil, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta memiliki tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

2. Bagaimana Pendidikan Agama Islam sebagai Sub Sistem Pendidikan Nasional?

Pendidikan Islam dan Sistem Pendidikan Nasional secara keseluruhan memiliki latar belakang sosio-historis yang sama dan persoalan yang muncul serta upaya untuk menuju ke arah yang sering kali sama dan serasi. [4]

Dari pernyataan diatas bahwa ada perbedaan tetapi banyak kesamaan dalam tujuannya, tergantung pada kepentingan sosial yang mengelola atau pemegang kendali pengelolaan. Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional diterapkan pada sekolah-sekolah yang digunakan untuk mewujudkan anak didik yang baik dan berakhlak terpuji. Karena era globalisasi yang semakin tidak ada batasnya, banyak norma yang berasal dari budaya asing menjadi bebas berlalu lalang. Maka, untuk memberikan perisai agar tidak terjadi penyalahgunaan diberikan adanya pendidikan agama Islam.

Sebagai peserta didik yang mempunyai perkembangan keagamaan sangat rentan terhadap godaan dari luar dirinya. Juga ego yang masih tinggi meluap-luap apalagi yang sudah memasuki masa pubertas. Pendidikan keagamaan berperan penting bagi remaja karena dalam membentuk kepribadian yang mulia. Maka, pendidikan agama Islam berperan penting bagi yang beragama Islam untuk menjadi manusia yang baik.

Ide-ide agama, dasar-dasar agama dan pokok-pokok agama pada umumnya diterima seseorang pada masa kecilnya. Bahwa pengertian tentang agama sejalan dengan pertumbuhan kecerdasan. Dan itu sama halnya dengan pendidikan agama Islam berperan dari awal ibu mengandung. [5]

Pendidikan agama Islam sudah ditetapkan sejak tahun 1967 sebagai mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah umum seperti SD, SMP, SMA yang diajarkan setiap 2 jam dalam seminggu dan merupakan pelajaran inti, meskipun tidak di UNASkan di Negara ini. Pengadaan pendidikan diatur oleh DEPAG yang sekarang berubah menjadi KEMENAG untuk penyelenggaraan pendidikan. Menyiapkan pembinaan guru agama dan penyiapan buku panduan guru, silabus serta buku pegangan murid. Ini menyebutkan bahwa Pendidikan Agama Islam di atur oleh sistem Pendidikan Nasional dimana pusat memberikan wewenang kepada daerah untuk mengexplor sesuai dengan situasi di daerah.[6]

Mengintregasikan pendidikan agama Islam dalam Pendidikan Nasional memang susah karena juga ada proses yang mengarahkan pada tujuan mewujudkan tujuan pendidikan yang ideal sesuai yang diharapkan. Kesadaran perlunya mengembangkan orientasi pendidikan agama Islam yang menyangkut masalah sosial keduniawian yang muncul pada kalangan muslim sekarang, kemudian lembaga membuat kurikulum pendidikan agama Islam sesuai UU no.20 th.2003 untuk memudahkan proses pembelajaran. Badan Pekerja Komite Nasional Pusat (BPKNP) merekomendasikan ketentuan terkait pelajaran agama dalam sekolah diberikan dalam jam pelajaran sekolah, para guru dibayar oleh pemerintah, dan sebagainya. Sebagai contoh sekarang madrasah sudah terintegrasi dengan mengadakan pelajaran umum, dan pada sekolah umum PAI diberikan 2 jam pelajaran dalam 6 hari. Kemudian madrasah menyesuaikan pada kurikulum yang berlaku, sedangkan sekolah umum juga sama halnya. [7]

Berdasar pada tujuan UU. No.20 th.2003 tersebut bahwa PAI juga sebagai rancangan dan penunjang untuk mencapai Pendidikan Nasional karena merupakan salah satu pendidikan yang mendukung tujuan Pendidikan Nasional. Untuk mengajarkan pendidikan norma yang langsung bersumber pada norma yang ada.



III. Kesimpulan

Pendidikan agama Islam mengintegrasi pada Pendidikan Nasional karena pendidikan agama Islam sangat berperan penting dalam menyelenggarakan pendidikan. Dalam tujuan pendidikan Nasional tersebut tercantum ketentuan yang berkaitan dengan keberagamaan, untuk mendukung tercapainya kecerdasan bangsa dan mengemukakan untuk pengembangan manusia Indonesia yang seutuhnya yang bertakwa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, sehat jaasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Pendidikan agama Islam ialah sebagai rancangan dan penunjang untuk pencapaian pendidikan Nasional karena menjadi salah satu pendidikan yang mendukung tujuan pendidikan Nasional.

DAFTAR PUSTAKA



Sindhunata.2000.Menggagas Paradigma Baru Pendidikan.Kanisius:Yogyakarta

Sururin.2004.Ilmu Jiwa Agama.Raja Grafindo Persada:Jakarta

Wahyudin,Dinn.2007.Pengantar Pendidikan.UT:Jakarta

Edikasi.kompasiana.com.postingan tgl 8 Desember 2012. Pukul 14.08




[1][1] Dinn Wahyudin.dkk,Pengantar Pendidikan.(Jakarta:UT,2007),hal.2.11.


[2][2] Sindhunata,Menggagas Paradigma Baru Pendidikan.(Yogyakarta:Kanisius,2000),hal.216.


[3] Undang-Undang SISDIKNAS no.20 th.2003 pasal 3.


[4] Sindhunata. Menggagas Paradigma Baru Pendidikan.(Yogyakarta:Kanisius,2000),hal.220.


[5] Sururin.Ilmu Jiwa Agama.(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2004),hal.66.


[6] Opcit, hal.223




[7] Edukasi.kompasiana.com.postingan tgl 8 Desember 2012,pukul 14.08
READ MORE - PENDIDIKAN AGAMA ISALAM SEBAGAI SUB SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

PERAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN

PERAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN

A. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam meningkatkan SDM yang akan menopang gerak pembangunan. Pendidikan sebagai investasi yang akan menghasilkan manusia-manusia yang memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pembangunan suatu bangsa. Manfaat (benefit) individu, social atau institusional akan diperoleh secara bervariasi. Akan tetapi, manfaat individual tidak akan diperoleh secara cepat (quick yielding), tetapi perlu waktu yang cukup lama, bahkan bisa satu generasi. Membincangkan pendidikan berarti berbicara kebutuhan primer manusia. Kedua, pendidikan juga merupakan wahana strategis bagi upaya perbaikan mutu kehidupan manusia, yang ditandai dengan meningkatnya level kesejahteraan, menurunnya derajat kemiskinan dan terbukanya berbagai alternatif opsi dan peluang mengaktualisasikan diri di masa depan.

Dalam tataran nilai, pendidikan mempunyai peran vital sebagai pendorong individu dan warga masyarakat untuk meraih progresivitas pada semua lini kehidupan. Di samping itu, pendidikan dapat menjadi determinan penting bagi proses transformasi personal maupun sosial. Dan sesungguhnya inilah idealisme pendidikan yang mensyaratkan adanya pemberdayaan.

Namun dalam tataran ideal, pergeseran paradigma yang awalnya memandang lembaga pendidikan sebagai lembaga sosial, kini dipandang sebagai suatu lahan bisnis basah yang mengindikasikan perlunya perubahan pengelolaan. Perubahan pengelolaan tersebut harus seirama dengan tuntutan zaman. Maka merupakan hal yang logis ketika pengelola pendidikan mengambil langkah antisipatif untuk mempersiapkan diri bertahan pada zamannya. Mempertahankan diri dengan tetap mengacu pada pembenahan total mutu pendidikan berkaitan erat dengan administrasi pendidikan adalah sebuah keniscayaan.









B. RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini akan dibahas tentang :

1. Pengertian Administrasi Pendidikan ?

2. Peran Administrasi Pendidikan dalam Dunia pendidikan?

C. PEMBAHASAN

1. Pengertian Administrasi Pendidikan

Istilah administrasi berasal dari bahasa latin yaitu Ad dan ministrate yang artinya pemberian jasa atau bantuan, yang dalam bahasa Inggris disebut Administration artinya To Serve, yaitu melayani dengan sebaik-baiknya.

Pengertian administrasi dapat dibedakan menjadi 2 pengertian yaitu :

a. Administrasi dalam arti sempit.

Menurut Soewarno Handayaningrat mengatakan “Administrasi secara sempit berasal dari kata Administratie (bahasa Belanda) yaitu meliputi kegiatan cata-mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan, keti-mengetik, agenda dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan”(1988:2). Dari definisi tersebut dapat disimpulkan administrasi dalam arti sempit merupakan kegiatan ketatausahaan yang mliputi kegiatan cata-mencatat, surat-menyurat, pembukuan dan pengarsipan surat serta hal-hal lainnya yang dimaksudkan untuk menyediakan informasi serta mempermudah memperoleh informasi kembali jika dibutuhkan.

b. Administrasi dalam arti luas.

Menurut The Liang Gie mengatakan Administrasi secara luas adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu”(1980:9). Administrasi secara luas dapat disimpulkan pada dasarnya semua mengandung unsur pokok yang sama yaitu adanya kegiatan tertentu, adanya manusia yang melakukan kerjasama serta mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Sedangkan pengertian dari administrasi pendidikan adalah segenap proses pengarahan dan pengintegrasian segala sesuatu, baik personal, spiritual maupun material yang bersangkut paut dengan pencapaian tujuan pendidikan.

Berdasarkan uraian dan definisi tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa administrasi pndidikan adalah seluruh kegiatan yang dilakukan melalui kerjasama dalam suatu organisasi berdasarkan rencana yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan pendidikan.

2. Peran administrasi dalam dunia pendidikan.

Administrasi pendidikan meliputi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan pendidikan di suatu negara.

Sedangkan administrasi sekolah kegiatan-kegiatannya terbatas pada pelaksanaan pengelolaan pendidikan di sekolah sehingga kita mengenal adanya administrasi Sekolah Dasar, Lanjutan, Perguruan Tinggi dan sebagainya, diantaranya kepemimpinan Kepala Sekolah, Supervisi dan sebagainya. Didalam administrasi terdapat beberapa unsur pokok, diantaranya: Adanya sekelompok manusia (sedikitnya dua orang), Adanya tujuan yang hendak di capai bersama, Adanya tugas atau fungsi yang harus dilaksanakan, dan Adanya perlengkapan dan peralatan.

Administrasi pendidikan adalah proses keseluruhan kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan dan pembiayaan, dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personil, materiil, maupun spirituil untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.Jadi, dengan lebih memperhatikan aspek administrasi pendidikan maka diharapkan tujuan pendidikan atau target program pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Administrasi pendidikan yang juga sering disebut dengan manajemen pendidikan yang sangat diperlukan untuk menjamin supaya seluruh kegiatan pendidikan dapat terlaksana dengan optimal.Administrasi pendidikan memiliki fungsi sebagai berikut, : Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengoordinasian (Coordinating), Komunikasi, Supervisi, Kepegawaian (Staffing), Pembiayaan (Budgeting), Penilaian (Evaluating).

Dalam administrasi pendidikan terkandung unsur-unsur, yaitu 1) Tujuan yang akan dicapai, 2) Adanya proses kegiatan bersama, 3) Adanya pemanfaatan sumber daya, 4) Adanya kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan terhadap sumber daya yang ada.Dengan melihat kepada unsur–unsur pokok dalam administrasi seperti telah di kemukakan terdahulu, jelas bahwa bidang–bidang yang tercakup di dalam proses kegiatan administrasi pendidikan itu luas.Secara terperinci bidang administrasi pendidikan adalah sebagai berikut :

1. Administrasi tata laksana sekolah, meliputi :

- Organisasi dan struktur pegawai tata usaha,

- Organisasi dan anggaran belanja keuangan sekolah, Masalah kepegawaian, Masalah perlengkapan dan perbekalan, Keuangan dan pembukuan,

- Korespondensi / surat–menyurat,

- Laporan–laporan (bulanan, kuartalan, dan tahunan), Masalah pemangkatan, pemindahan, penempatan, dan pemberhentian pegawai,

- Pengisian buku pokok, klapper, raport, dan sebagainya.

2. Administrasi Murid, meliputi:

- Organisasi dan perkumpulan murid

- Masalah kesehatan dan kesejahteraan murid

- Penilaian dan pengukuran kemajuan murid

- Bimbingan dan penyuluhan bagi murid

3. Supervisi pengajaran, meliputi:

- Usaha membangkitkan semangat guru dan pegawai

- Usaha mengembangkan, mencari dan menggunakan metode pengajaran yang baru

- Usaha mengembangakan kerja sama antara guru, murid,dan pegawai

- Mengusahakan cara-cara menilai hasil pendidikan

- Usaha mempertinggi mutu dan pengalaman guru-guru

- Pelaksanaan dan Pembinaan Kurikulum, meliputi:

- Mempedomani dan merealisasikan apa yang tercantum dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan

- Menyusun dan melaksanakan organisasi kurikulum

- Kurikulum bukanlah sesuatu yang harus di ikuti begitu saja tanpa perubahan

- Pendidikan dan perencanaan bangunan sekolah, meliputi:

4. Cara memilih letak dan menentukan luas tanah yang di butuhkan

- Mengusahakan, merencanakan dan menggunakan biaya pendirian sekolah

- Menentukan jumlah ruang dan luasnya

- Cara-cara penggunaan gedung dan fasilitas sekolah

- Alat-alat perlengkapan

- Kondisi masyarakat sekitar sekolah

Administrasi dalam pendidikan yang tertib dan teratur, sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan pendidikan bagi Kepala Sekolah dan Guru. Peningkatan kemampuan tersebut akan berakibat positif, yaitu makin meningkatnya efisiensi, mutu dan perluasan pada kinerja di dunia pendidikan tersebut. Untuk memperlancar kegiatan di atas agar lebih efektif dan efisien perlu informasi yang memadai. Sistem informasi di dunia pendidikan ini menyangkut dua hal pokok yaitu kegiatan pencatatan data(recording system) dan pelaporan (reporting system).

Administrasi suatu lembaga pendidikan merupakan suatu sumber utama manajemen dalam mengatur proses belajar mengajar dengan tertib sehingga tercapainya suatu tujuan terpenting pada lembaga pendidikan tersebut. Yang sangat diperlukan oleh para pelaku pendidikan untuk melakukan tugas dan profesinya. Kepala Sekolah dan guru disekolah sangat memerlukan data-data tentang siswa, kurikulum, sarana dan sebagainya untuk pengelolaan sekolah sehari-hari. Pengawas pendidikan di semua tingkat memerlukan data-data tersebut sebagai bahan sarana supervisi. Untuk tingkat yang lebih tinggi misalnya Dinas Pendidikan mulai tingkat kecamatan sampai propinsi memerlukan data untuk pelaporan yang lebih tinggi, untuk melakukan pembinaan, serta untuk menyusun rencana atau program pendidikan pada masa mendatang. Di tingkat pusat (nasional) data pendidikan diperlukan untuk perencanaan yang lebih makro, melakukan pembinaan, pengawasan, penilaian (evaluasi), dan keperluan administrasi lainnya.

Data pendidikan yang terdapat disekolah sangat banyak macam dan jenisnya. Ada yang bersifat relatif tetap dan ada yang selalu berubah. Untuk mendapatkan gambaran perubahan data dari waktu ke waktu, perlu dilakukan pencatatan yang teratur dan berkelanjutan dengan menggunakan sistem yang baku dalam satu sistem. Agar pencatatan data lebih akurat dan benar sesuai yang diharapkan tenaga administrasi yang terampil dan mengetahui apa yang menjadi tugasnya.Di lembaga pendidikan tingkat menengah hampir sebagian besar belum ada tenaga administrasi sesuai yang diharapkan. Kepala Sekolah sebagai administrator di lingkungan sekolah yang dipimpinnya, dalam melaksanakan tugas administrasi dibantu oleh guru dengan cara membagi tugas administrasi mereka. Agar dalam melaksanakan tugas administrasi dan pelaporan, cepat dan benar diperlukan pedoman administrasi di tingkat sekolah.

Jadi administrasi pendidikan sangat mempunyai peran yang sangat vital dalam pengembangan dan kemajuan dalam dunia pendidikan sehingga arah untuk merealisasikan suatu prestasi sangatlah mudah tercapai.



D. SIMPULAN

Berdasarkan uraian dan definisi diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa administrasi pndidikan adalah seluruh kegiatan yang dilakukan melalui kerjasama dalam suatu organisasi berdasarkan rencana yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan pendidikan.

Sedangkan Administrasi pendidikan memiliki peran sebagai berikut, : Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengoordinasian (Coordinating), Komunikasi, Supervisi, Kepegawaian (Staffing), Pembiayaan (Budgeting), Penilaian (Evaluating).


DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, N. 1997. Administrasi dan supervisi pendidikam. Malang: PT. Remaja rosdakarya

Soepardi, I. 1988. Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: FKIP Universitas Jember

Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz

Subroto, Suryo. 1988. Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Bina Aksara

http://gurulia.wordpress.com/2009/04/08/definisipengertian-administrasi/






READ MORE - PERAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN

MEDIA AUDIO UNTUK PEMBELAJARAN

MEDIA AUDIO UNTUK PEMBELAJARAN

A. PENDAHULUAN

Pembelajaran merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Yaitu tujuan akhir agar siswa memperoleh kedewasaan. Kedewasaan yang seperti apakah? Hal tersebut terkait dengan materi dan pesan yang disampaikan oleh Sang Guru. Sehingga guru sangat memegang peran besar untuk mencapai keberhasilan anak didik. Seorang guru dalam melaksanakan kompetensi pendidikan dituntut untuk memiliki kemampuan secara metodologis dalam hal perancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Termasuk di dalamnya penguasaan, pemanfaatan dan penciptaan media pembelajaran yang sesuai. Karena penggunaan media pembelajaran disadari akan sangat membantu aktivitas pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas.

Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau bahan pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa, sehingga dapat merangsang perhatian, minat, fikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar.

Ada berbagai macam media pembelajaran, meliputi media visual, media audio, media audio visual, dan media computer yang masing-masing memiliki karakteristik berbeda. Media visual berkaitan dengan aspek penglihatan. Media audio berhubungan dengan aspek pendengaran yang mampu menghasilkan daya imajinasi siswa. Lantas apa itu media audio? Bagaimana karakteristiknya? Apa saja contoh-contoh media audio? Bagaimana cara pengembangannya? Selengkapnya akan kami bahas dalam makalah ini.



B. PERMASALAHAN

Dalam makalah ini akan membahas permasalahan sebagai berikut:

1. Apa pengertian media audio?

2. Bagaimana karakteristik media audio?

3. Apa saja contoh media audio?

4. Bagaimana cara pengembangan media audio?





C. PEMBAHASAN

1. Pengertian Media Audio

Menurut Sadiman, Media audio adalah media untuk menyampaikan pesan yang akan disampaikan dalam bentuk lambang – lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata–kata atau bahasa lisan) maupun non verbal.[1]

Menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana media audio adalah media yang penyampaian pesannya hanya dapat diterima oleh indra pendengaran. Pesan atau informasi yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif yang berupa kata-kata, musik, dan sound effect.[2]

Sedangkan menurut Sudjana dan Rivai media audio untuk pengajaran adalah bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara, atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar mengajar.[3]

Berdasarkan pendapat di atas dapat kami simpulkan bahwa Media audio adalah media yang digunakan untuk menyampaikan pesan verbal maupun non verbal, dimana fokus pada aspek pendengaran sebagai penangkap informasi. Kegiatannya meliputi beberapa unsur. Diantaranya:

1. Mendengarkan: merupakan proses fisiologis otomatik penerimaan rangsangan pendengaran.

2. Memperhatikan: memusatkan kesadaran kita pada rangsangan khusus tertentu.

3. Memahami: sebagai proses pemberian makna pada kata yang kita dengar.

4. Mengingat: menyimpan informasi untuk diperoleh kembali.

Media audio disamping dapat menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi lebih banyak, juga dapat digunakan untuk:

a. Mengembangkan keterampilan mendengar dan mengevaluasi apa yang telah didengar.

b. Mengatur dan mempersiapkan diskusi atau debat dengan mengungkapkan pendapat-pendapat para ahli yang berada jauh dari lokasi.

c. Menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa.

d. Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan-perubahan tingkat kecepatan belajar mengenai suatu pokok bahasan atau sesuatu masalah.[4]

Media ini dapat membantu siswa agar dapat berfikir dengan baik, menumbuhkan daya ingat serta mempertajam pendengaran. Pemanfaatan fungsi media audio dalam pengajaran terutama digunakan untuk:

1.Pengajaran musik literaty dan kegiatan dokumentasi.

2.Pengajaran bahasa asing

3.Pengajaran melalui radio

4.Paket-paket belajar untuk berbagai jenis materi, yang memungkinkan siswa dapat melatih daya penafsirannya dalam suatu bidang studi.
Keterampilan yang dapat dicapai dengan penggunaan media audio meliputi:

a. pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian

b. mengikuti pengarahan

c. melatih daya analisis

d. menentukan arti dan konteks

e. memilah-milah informasi atau gagasan yang relevan

f. merangkum, mengemukakan, dan mengingat kembali informasi.[5]

2. Karakteristik Media Audio

Ciri utama dari media ini adalah pesan yang disalurkan melalui media audio dituangkan dalam lambang-lambang auditif, baik verbal maupun non verbal. Bersifat fleksibel, portable, dan relatif terjangkau. Media audio memiliki kelebihan dan kekurangan, adapun kelebihannya sebagai berikut:

a. Mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu dan memungkinkan menjangkau sasaran luas.

b. Mampu membangkitkan sistem dalam imajinasi.

c. Mampu memusatkan perhatian siswa pada penggunaan kata-kata, bunyi, dan arti dari kata itu.

d. Mampu mempengaruhi suasana dan perilaku siswa melalui musik latar dan efek suara.

e. Sangat tepat dan cocok untuk mengajarkan musik dan bahasa.

f. Harga relatif lebih murah dan sifatnya mudah untuk dipindahkan.

g. Dapat menyajikan laporan seketika, karena biasanya siaran – siaran yang aktual itu dapat memberikan kesegaran pada sebagian besar topik.
Adapun kelemahannya: secara umum komunikasinya hanya satu arah (one way comunication), menuntut perhatian penuh karena bersifat abstrak, memerlukan kemampuan dan ketrampilan khusus untuk pemanfaatannya.

Program audio mempunyai hubungan dengan tujuan pembelajaran kognitif, psikomotorik dan afektif.

a. Tujuan kognitif, audio dapat digunakan untuk mengajar pengenalan kembali dan pembedaan rangsang audio yang relevan.

b. Tujuan psikomotor, program audio dapat digunakan untuk mengajar keterampilan verbal.

c. Tujuan afektif, suara mungkin dapat diciptakan oleh musik latar, efek suara, suara narator.[6]



3. Contoh Media Audio

Setelah mempelajari pengertian media audio, karakteristik media audio, berikut ini kami uraikan contoh-contoh media audio untuk pembelajaran.

a. Phonograph (Gramaphone)

Alat rekam ini menggunakan cakram datar yang disebut gramafon (gramaphone), yang kemudian dikenal dengan nama piringan hitam (record). Sudah ada sejak tahun 1948 dan berkembang di Indonesia. Piringan hitam ini, mampu merekam berbagai macam suara mulai dari ucapan kata-kata, suara badai, kicau burung, music simponi,dll. Cara kerja piringan hitam sama saja disemua alat pemutarnya, dengan menggunakan stylus, yang berbentuk seperti jarum yang berada di pinggiran piringan hitam. Stylus itu berfungsi untuk mencatat simpangan gelombangsuara yang direkam di piringan hitam dan kemudian meneruskannya ke alat pengeras suara.

Alat ini cocok digunakan untuk music, drama, puisi, dongeng, tutur cerita dan sebagainya Kelebihannya: piringan hitam tidak mudah rusak dan suara yang direkam bagus. Selama platnya tidak baret-baret, sebuah piringan hitam tidak akan bermasalah, di era modern ini piringan hitam menjadi barang antik yang mahal. Kekurangannya: dari segi fisik, piringan hitam besar dan agak berat, beratnya kira-kira 90-200 gram, tidak praktis untuk dibawa kemana-mana.[7]



b. Compact Disk (CD)

Inovasi secara revolusioner di dunia audio rekam terjadi pada tahun 1979, yakni lahirnya compact disc (CD) sebagai hasil percampuran computer dan tenaga laser. Compact Disc atau cakram padat adalah sebuah piringan optical yang digunakan untuk menyimpan data secara digital. Teknologi cakram padat kemudian diadopsi untuk digunakan sebagai alat penyimpan data yang dikenal sebagai CD-ROM.

Keunggulan CD adalah bentuknya yang sangat simpel dan ringkas, kualitas suaranya yang jernih, kemampuan merekam yang hebat, dapat merekam hingga lebih dari 700 mega byte, selain itu perawatannya juga mudah. Prinsip dasar perawatannya sama seperti piringan hitam, selama tidak baret-baret CD itu akan baik-baik saja. CD juga dapat tahan dalam penggunaan berulang, dan Mutu suara dapat diperbaiki karena musik direkam secara digital. Data dari CD dapat dipindahkan ke media lain seperti computer kemudian dipindahkan ke Ipod.

Kekurangannya: permukaan CD lebih mudah tergores jika tidak hati-hati. Dan kalau sudah tergores optikal unitnya tidak bisa membaca CD, sehingga kerjanya tidak optimal.

c. Alat perekam pita magnetik

Alat perekam pita magnetik atau kaset tape recorder adalah media yang menyajikan pesannya melalui proses perekaman kaset audio. Tidak seperti radio yang menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai alat pemancarnya.

Kelebihan alat perekam pita magnetik:

1. Mempunyai fungsi ganda yang efektif

2. Pita rekaman dapat diputar berulang-ulang tanpa mempengaruhi volume.

3. Rekaman dapat dihapus secara otomatis dan pitanya bisa dipakai lagi.

4. Pita rekaman dapat dipakai sesuai jadwal yang ada.

5. Dapat menyajikan kegiatan-kegiatan di luar sekolah.

6. Rekaman dapat digandakan untuk keperluan perorangan.

7. Dapat menimbulkan beberapa kegiatan, diskusi, dramatisasi dan lain-lain.

8. Dapat memberikan efisiensi dalam pengajaran bahasa.

9. Pengoperasian tape recorder relatif mudah.

Kelemahan alat perekam pita magnetik:

1. Daya jangkauannya terbatas

2. Biaya penggandaan alatnya relatif lebih mahal dibanding radio

3. Pita kaset suara memiliki kekuatan terbatas.

d. Radio

Radio adalah media audio yang penyampaian pesannya dilakukan melalui pancaran gelombang elektromagnetik dari suatu pemancar. Penyiar secara langsung dapat mengkomunikasikan pesan atau informasi melalui microfon yang kemudian diolah dan dipancarkan ke segenap penjuru melalui gelombang elektromagnetik tersebut.

Kelebihan Media Radio:

1. Jangkauannya sangat luas

2. Harganya relatif terjangkau dan mudah didapat

3. Memiliki variasi program cukup banyak

4. Jika didengarkan sendirian, siaran radio laksana seorang teman.

5. Bersifat mobile

6. Baik untuk mengembangkan imajinasi siswa

7. Dapat lebih memusatkan perhatian siswa terhadap kata, kalimat, atau musik, sehingga sangat cocok digunakan untuk pengajaran bahasa.

Kelemahan Media Radio:

1. Sifat komunikasinya hanya satu arah.

2. Jika siarannya monoton akan lebih cepat membosankan siswa untuk mendengarkannya.

3. Program siarannya selintas, sehingga tidak bisa diulang-ulang dan disesuaikan dengan kemampuan belajar siswa secara individual.

e. Laboratorium Bahasa

Laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan jalan menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Media yang dipakai adalah alat perekam.

Di laboratorium bahasa murid duduk sendiri-sendiri di dalam kotak bilik akustik dan kotak suara. Siswa mendengar suara guru yang duduk di ruang kontrol lewat headphone. Pada saat siswa menirukan ucapan guru dia juga mendengar ucapannya sendiri lewat headphone, sehingga dia bisa membandingkan ucapannya dengan ucapan guru. Dengan demikian ia bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuatnya.

Kelebihan media ini lebih canggih. Kekurangannya terletak pada keterbatasan dari segi peralatan, perawatan dan pengadaan media ini karena relatif lebih mahal. Laboratorium bahasa digunakan tidak hanya 1 kelas saja melainkan semua siswa di sekolah, jadi harus memerlukan perawatan extra.



4. Cara Pengembangan Media Audio

Untuk dapat lebih memotivasi siswa, media audio dibuat program yang lebih menarik dari segi bahasa. Program audio menjadi lebih indah karena dapat menimbulkan daya fantasi pada para siswa. Program ini akan lebih efektif apabila bunyi dan suaranya dapat merangsang para siswa untuk dapat menggunakan daya imajinasinya. Sehingga ia dapat memvisualkan pesan-pesan yang disampaikan. Cara pengembangan media audio meliputi langkah-langkah dan teknik penggunaan media audio.

a. Langkah–langkah untuk mempersiapkan media audio sebagai berikut: Mempersiapkan diri, mempersiapkan kesiapan siswa, mendiskusikan membahas materi program audio, mendengarkan materi audio yang akan dibahas.[8]

b. Teknik penggunaan rekaman, diantaranya:

1. Kelas harus dibawa ke arah belajar mendengarkan rekaman secara aktif.

2. Guru hendaknya mengenal dan memahami rekaman tersebut.

3. Menguasai penggunaan rekaman dan cakap mempergunakan rekaman dalam belajar.

4. Kegiatan lanjutan, menyiapkan materi penting untuk disampaikan di awal atau diakhir pemutaran rekaman, hal-hal apa saja yang harus ditugaskan kepada siswa, dan lain-lain.


D. KESIMPULAN

Dari makalah di atas dapat kami simpulkan dibawah ini:

1. Media audio adalah media yang digunakan untuk menyampaikan pesan verbal maupun non verbal, dimana fokus pada aspek pendengaran sebagai penangkap informasi. Kegiatannya meliputi beberapa unsur. Diantaranya:

a. Mendengarkan: merupakan proses fisiologis otomatik penerimaan rangsangan pendengaran.

b. Memperhatikan: memusatkan kesadaran kita pada rangsangan khusus tertentu.

c. Memahami: sebagai proses pemberian makna pada kata yang kita dengar.

d. Mengingat: menyimpan informasi untuk diperoleh kembali.

2. Karakteristik Media Audio Secara umum, media audio memiliki kelebihan dan keterbatasan. Kelebihannya: fleksibel, relative murah, ringkas, mudah dibawa (portable). Sedangkan keterbatasannya: memerlukan peralatan khusus, memerlukan kemampuan/ketrampilan khusus untuk pemanfaatannya.

3. Contoh media audio untuk pembelajaran:

a. Ponograf

b. Compact Disk (CD)

c. Alat Perekam Pita Suara

d. Radio

e. Laboratorium Bahasa

4. Cara pengembangan media audio meliputi langkah-langkah dan teknik penggunaannya. Langkah–langkah untuk mempersiapkan media audio sebagai berikut: Mempersiapkan diri, mempersiapkan kesiapan siswa, mendiskusikan membahas materi program audio, mendengarkan materi audio yang akan dibahas. Teknik penggunaan rekaman, ada hal-hal yang harus diperhatikan:

a. Kelas harus dibawa ke arah belajar mendengarkan rekaman secara aktif.

b. Guru hendaknya mengenal dan memahami rekaman tersebut.

c. Menguasai penggunaan rekaman dan cakap mempergunakan rekaman dalam belajar.

d. Kegiatan lanjutan evaluasi penilaian hasil dari media audio.




1Sadiman, Media Pembelajaran, diakses melalui http://mp-bahri.blogspot.com/, hari Sabtu 14 April 2012, pkl. 15..15


[2] Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung; CV Wahana Prima, 2007) hlm. 18


[3] Sudjana & Rivai, Media Audio untuk Pengajaran, http://echyli2n.blogspot.com/2009/06/media-audio.html, akses hari Sabtu, 14 April 2012, pkl. 15.20


[4] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta; Raja Grafindo Persada 2003) hlm.149.


[5] Azhar Arsyad, Op. Cit. 45.


6Modul Pemanfaatan Media Audio dan Radio untuk Pembelajaran, diunduh melalui http://www.scribd.com/zulfikri%20kamin/d/3608003-Pemanfaatan-Media-Audio-dan-Radio-Untuk-Pembelajaran.


[7]Perekam Suara, sumber http://wikipedia.com akses Jumat, 13 April 2012, pkl. 12.30


[8]
READ MORE - MEDIA AUDIO UNTUK PEMBELAJARAN

GURU SEBAGAI PENDIDIK DAN PEMBIMBING

GURU SEBAGAI PENDIDIK DAN PEMBIMBING

A. Pendahuluan

Kata guru berasal dalam bahasa Indonesia yang berarti orang yang mengajar, dalam bahasa Inggris, dijumpai kata teacher tentang artinya pengajar, selain itu juga terdapat kata tutor yang berarti guru pribadi yang mengajar di rumah, mengajar ekstra, yang memberikan les tambahan pelajaran. Etika guru itu adalah tingkah laku guru dalam mendidik anak muridnya, yang mana seorang guru harus terampil terhadap murid-murid, karena bagaimanapun juga mendidik pekerjaan yang tidak mudah, karena mendidik anak didik itu tidak semudah membalikkan telapak tangan karena guru selain memberikan yang terbaik untuk anak didiknya, seorang guru pun dalam menyikapi satu hal, adalah masalah dengan baik dalam mendidik, maka guru harus benar-benar bisa menyikapi dengan baik, karena tingkah laku adalah etika seorang guru sangat berperan sekali.

Guru selain memberikan bimbingan, arahan dan ajaran kepada anak didiknya, guru juga sebagai contoh yang baik, karena anak didik posisinya sebagai penerima bimbingan, arahan dan ajaran yang disampaikan oleh guru, karena dalam proses interaksi ini guru sebagai pelaku utama kegiatan pendidik, karena itu guru memerlukan persiapan, baik dari segi penguasaan materi, terhadap ilmu yang diajarkan kepada anak didik, seorang guru dalam menyampaikan ilmu pengetahuan tersebut secara efisien dan tepat sasaran kepada anak didik yang bervariasi dan kepribadian yang berbeda-beda dalam di kehidupannya.

B. Guru Adalah Orang Tua Profesional

Didalam pendidikan dikenal ada beberapa pendidik yang berperan aktif dalam hal membimbing anak dari agar menuju anak yang sholeh dan cerdas akademisinya serta baik kehidupan moral dan sosialnya. Dari lembaga informal dewasa ini meyakini bahwa orang tua kandung merupakan pendidik alamiah, orang tua yang dilihat dari faktor biologisnya sedangkan guru adalah orang tua professional dimana ia ada pada lembaga formal atau sekolah. Dan dalam lembaga nonformal pendidikan itu ada pada lingkungan masyarakat. John Lock menyatakan bahwa seorang anak terlahir seperti kertas putih yang belum tertulisi apapun dan lingkungan dan bimbingan yang menjadikan anak tersebut “hitam” atau “putih.

C. Guru Sebagai Pendidik dan Pembimbing

Sebagai pembimbing, guru bisa menjadi sosok yang baik dimata anak didiknya. Guru berakhlak mulia agar bisa menjadi teladan bagi anak didik serta menjadi penuntun yang baik.

Guru yang ideal dijabarkan adalah sebagai berikut :

a. Memiliki Kompetensi Kepribadian

Yaitu kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia, dengan indikator :

· Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil.

· Memiliki kepribadian yang dewasa.

· Memiliki kepribadian yang arif.

· Memiliki kepribadian yang berwibawa.

· Memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan.

b. Memiliki Kompetensi Pedagogik

Yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis, dengan indikator sebagai berikut :

· Memahami peserta didik.

· Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran.

· Melaksanakan pembelajaran.

· Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran.

· Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

c. Memiliki Kompetensi Profesional

Merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut, serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru. Indikatornya adalah :

· Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi.

· Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.

d. Memiliki Kompetensi Sosial

yaitu berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar, dengan indikator :

· Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik.

· Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan.

· Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

Dari penjabaran diatas sebagai guru mempunyai peranan yang penting dalam rangka menyiapkan generasi baru yang baik dan optimal. Secara akademisi, moral tingkah laku, serta sosial. Namun, berat peran guru bahwa mewujudkan satu persatu tersebut susah dan berat.

Guru memang merupakan komponen determinan dalam penyelenggaraan pengembangan SDM dan menempati posisi kunci dalam Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dampak kualitas kemampuan profesional dan kinerja guru bukan hanya akan berkontribusi terhadap kualitas lulusan yang dihasilkan (output) melainkan juga akan berlanjut pada kualitas kinerja dan jasa para lulusan tersebut (outcome) dalam pembangunan, yang pada gilirannya kemudian akan nampak pengaruhnya terhadap kualitas peradaban dan martabat hidup masyarakat, bangsa serta umat manusia pada umumnya.

Begitu strategis dan pentingnya posisi guru dalam pendidikan, maka tuntutan terhadap guru yang berkualitas dan ideal merupakan suatu keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Persoalannya, untuk mendapatkan guru yang ideal dan berkualitas sudah barang tentu mustahil dapat terjadi dengan sendirinya, melainkan harus diupayakan penyiapan dan pengembangannya secara terus-menerus, terencana dan berkesinambungan. Upaya pengembangan itu memang merupakan suatu keharusan, mengingat tuntutan standar kualitas serta kebutuhan di lapangan juga terus-menerus mengalami perubahan dan perkembangan seiring dengan pesatnya laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi di era global ini.

Guru merupakan titik sentral dari peningkatan kualitas pendidikan yang bertumpu pada kualitas proses belajar mengajar. Guru yang ideal tidak hanya menguasai bidang ilmu, bahan ajar, menguasai metode yang tepat, mampu memotivasi peserta didik, memiliki keterampilan yang tinggi dan wawasan yang luas terhadap dunia pendidikan. Guru yang ideal juga harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang hakekat manusia, dan masyarakat. Hakikat-hakikat ini akan melandasi pola pikir dan pola kerja guru dan loyalitasnya kepada profesi pendidikan. Juga dalam implementasi proses belajar mengajar guru harus mampu mengembangkan budaya organisasi kelas, dan iklim organisasi pengajaran yang bermakna, kreatif dan dinamis bergairah, dialogis sehingga menyenangkan bagi peserta didik sesuai dengan tuntutan UU Sisdiknas (UU No 20 / 2003 Pasal 40 ayat 2a).

Esensi Pendidikan

Pendidikan adalah proses transfer nilai, pandangan hidup yang paling mendasar (aqidah), pemahaman-pemahaman hidup, dan berbagai pengetahuan yang menambah kesadaran peserta didik akan pandangan dan pemahamannya akan kehidupan (mafahim anil hayah) sehingga dia mampu mengambil jalan hidup yang benar, serta menambah kesadarannya tentang berbagai pemahamannya tentang benda-benda dan sarana-sarana hidup (mafahim anil asya) sehingga dia dapat meniti kehidupannya dengan benar.

Dengan demikian dalam perspektif Islam, pendidikan adalah transfer nilai-nilai Islam yang bersumber dari Al Quran dan As Sunnah, pandangan hidup Islam atau aqidah Islamiyah (keimanan), dan berbagai pengetahuan Islam (al ma’arif al Islamiyah) seperti tafsir, ulumul Qur’an, riwayat-riwayat hadits-hadits Nabi saw., ulumul hadits, fiqh, ushul fiqh, bahasa Arab, ilmu nahwu, ilmu shorof, siroh Nabi saw, dan lain-lain yang mempertebal pemahman para peserta didik sehingga tidak ada ide Islam yang lolos dari format pikirannya yang diharapkan juga menjadi pengendali tingkah lakunya. Selain itu, perlu berbagai ilmu pengetahuan dan serta ketrampilan teknologi untuk menambah kemampuan para lulusannya menjalani hidup dengan tetap berpegang kepada aqidah dan pemahaman hidupnya (mafahim anil hayah).

Diharapkan dengan proses pendidikan Islam, para peserta didik dapat ditingkatkan optimalisasi akal budinya sehingga mereka dapat mensyukuri nikmat Allah berupa pancaindera serta kalbu yang dimilikinya (lihat QS. An Nahl 78) dan tidak terjatuh ke dalam derajat yang lebih rendah dari binatang ternak. Allah SWT memperingatkan kita dengan firman-Nya:

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.(QS. Al A’raf 179).

D. Kesimpulan

Bahwa sebagai pendidik dan pembimbing itu adalah harus didasari rasa kasih dan sayang. Agar anak didik nyaman dalam menjalankan tugasnya sebagai generasi muda yang menjadi tulang punggung bangsa. Dan tugas guru tidaklah ringan dalam merealisasikan hal tersebut.

E. Saran

Tujuan pendidikan Islam adalah membekali akal dengan pemikiran dan ide-ide yang sehat, baik itu mengenai aqidah dan cabang-cabangnya maupun hukum-hukum, baik yang pokok maupun yang cabang. Islam telah mendorong agar manusia menuntut ilmu dan membekalinya dengan pengetahuan. Maka, sebagai guru harus mempunyai keimanan dan ibadah yang kuat untuk mendasari apa yang sedang dijalankan, membentuk manusia yang baik semata-mata karena mengharap ridhoNya. Guru tidak hanya sebagai panutan akademisi tapi juga harus mempunyai cerminan moral dan social yang baik.


DAFTAR PUSTAKA

Dr. Soelaeman. 1985. Menjadi Guru (Suatu Pengantar kepada Dunia Guru). Bandung : CV. Diponegoro

Sumber : http://www.fathurin-zen.com

http://www.4skripsi.com/skripsi-pendidikan/etika-guru-dalam-perspektif-islam.html#ixzz1w8SM9Cc7






READ MORE - GURU SEBAGAI PENDIDIK DAN PEMBIMBING