Nanda dan Syifa benar-benar tidak bisa Cuma diam lagi. Di bantu
Anika, Megha, Kimmy, Bayu, Andika, Arul, Karisma, dan segelintir orang
lagi, mereka berusaha sebisa mungkin mengumpulkan suporter. Tapi susah.
Hanya yang suka olahraga, apalagi penggemar futsal, rata-rata sudah
terima uang dari Titan. Pastinya mereka dilarang untuk datang. Hanya ada
mereka-mereka yang tertarik pada pertandingan olahraga. Nonton di tv
sambil makan dan nyemil. Apalagi yang ingin datang ke GOR.
Meskipun
begitu, Nanda tetap berusaha. Mencoba memberi keyakinan bahwa
bagaimanapun juga loyalitas tidak bisa diukur dengan uang. Hanya baru di
kasih uang dua juta rupiah aja masa nggak peduli dengan perjuangan
teman-teman yang berusaha mengharumkan nama kampus. Lalu bagaimana kalau
Belanda nanti balik lagi, terus nawarin jutaan gulden buat jadi
kompeni.
Dan kebanyakan dari mereka memberi jawaban...
“ Nggak mungkin! Itu nggak mungkin!”
Meskipun sudah pontang-panting sampai hari ketiga, empat hari sebelum lomba marching band
dimulai, Nanda dan Syifa sudah dapat lima belas orang. Hanya tinggal
menunggu info suporter. Megha dan Kimmy hanya dapat empat puluh
suporter, dan itu juga dua puluh dari temas sekelas ternyata memang
tidak mempan sogokannya Titan cs. Tapi untuk gedung GOR yang
kapasitasnya hanya sepuluh ribu orang, sama saja halnya seperti pepatah
teriak di padang pasir. Tidak mungkin ada gemanya.
Ternyata Levi juga menerima tekanan dari teman-teman dari satu timnya.
“ Konyol! “ keluh Arif. “ Naksir orang emang hak setiap orang. Tapi hak kita untuk memilih cewek yang kita mau.
Tapi
kasus kamu laen, Lev. Pokok permasalahan sudah merembet kemana-mana.
Udah nggak masuk akal kalo sampai hal sepenting ini jadi taruhannya.
Makanya...,” Arif menepuk pundak Levi, “ Mendingan kamu jelasin deh ke
cewek-cewek yang pada jealous itu.”
Tama, Bayu, Fazi, Zian, dan
Vandy setuju sama usul itu. “ Demi tim kita, Lev” Kata Arif. “ Orang
cemburu itu justru diwaspadai. Mending orang gila udah ketauhan.
Levi
jadi bingung dengan adanya kejadian ini, keputusannya untuk ngajak
Nanda memberi keterangan di depan Candy jadi maju-mundur. Tapi paginya,
hari jumat, dua hari menjelang pertandingan dan lomba marching band,
di mading ada sebuah pengumuman yang gedenya tulisannya. Ditulis dengan
tinta merah di atas selembar kertas karton berwarna hitam.
Tuliasannua...
UNTUK MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA!
DATANG KE GOR BESOK HARI MINGGU. KARENA AKAN ADA KEHEBOHAN YANG SANGAT BESAAAAR!!!
LUPAKAN UANG DUA JUTA. JIKA TIDAK DATANG, DIJAMIN BAKAL...RUGI.. MENYESAL SEUMUR HIDUP...
MAKA...
JANGAN
LUPA SAKSIKAN DAN BERI DUKUNGAN UNTUK TIM FUTSAL DAN MARCHING BAND.
JANGAN KHAWATIR BAGI YANG DATANG NGGAK DI PUNGUT BIAYAAAAAAAA !!!!
TTD: POLTERGEIST
( HANTU TANPA WUJUD)
Pengumuman
itu langsung menimbulkan kegemparan. Semuanya bertanya-tanya dan jadi
penasaran Mereka lebih antusias lagi ingin mencari tahu siapa
Poltergeist itu. Munculnya pengumuman aneh itu langsung diantisipasi
oleh Candy dengan jalan menaikan jumlah sogokan dua juta rupiah lagi.
Kali ini dari ceknya Viola.
Dengan adanya dampak
pengumuman itu ternyata memang dahsyat. Hampir sembilan puluh persen
uang yang di bagi-bagikan, langsung di kembalikan. Semua mahasiswa dari
fakultas Kedokteran umum sampai Fakultas Ilmu Kesehatan yang membaca
deretan kata itu kebanyakan langsung terhasut dan memutuskan untuk
datang ke GOR.
Akibat dari datangnya pengumuman misterius
itu Nanda jadi kena teror. Sebentar- sebentartelepon berbunyi. Meskipun
oran diujung berada di setiap deringnya Titan, Sonya, Viola, Rinda dan
geng Candy lain. Rinda dan Viola bahkan tegas menuduh Nanda orang di
balik munculnya pengumuman itu. Meskipun Nanda sudah mengatakan jujur
dan bilang dia tidak tahu apa-apa, cewek-cewek yang cemburu buta itu
tetap tidak ada yang percaya.
Nanda sendiri mulai curiga, asal mulanya pengumuman itu pasti dari Qutut. Setelah selesai latihan marching band di lapangan dekat rumah Syifa, Nanda bertanya sama Qutut tentang asal mula pengumuman misterius itu..
“ Jadi benar...” Nanda dan Syifa tersentak
“ Iya, tapi ini rahasia kita bertiga oke?”
Nanda
dan Syifa Cuma mengangguk, sedangkan Megha, Anika, dan Kimmy sudah
pulang duluan. Mereka nggak pernah berkumpul saat latihan marching.
Karena mereka ikut ekstra lain.
Nanda dan Syifa terpaksa menginap
di rumah Raina, pacarnya Arif. Raina dari seminggu yang lalu, Raina
sudah nelpon Nanda dan Syifa bahwa untuk tinggal di rumahnya buat kue
untuk cowok-cowok yang akan bertanding sekaligus latihan marching. Raina
adalah salah satu mayoret di kelompok marching band Universitas Gadjah Mada. Raina juga sudah dengar tentang pembiokotan, tapi dia tidak peduli.
Sebetulnya
Nanda dan Syifa males. Karena cowok-cowok pemain futsal itu perutnya
agak susah kenyang. Kalo kasih mereka makan seperti kasih makan sapi.
Harus banyak.
Tapi daripada telinga sakit, kepala jadi mules, apalagi hati, mendingan sakit badan. Istirahat sebentar, langsung hilang.
Eps. 4 Klik Disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar