Semua mata menatap terkesima. Sesosok itu berdiri bagaikan magnet
yang kuat. Tubuhnya tinggi dan wajahnya pun memancarkan kesempurnaan.
Tidak hanya itu, dia ramah, periang, murah senyum, dan cakep pula.
“ Perkenalkan saya Glendy Levinzio Fabriano. Tapi cukup di panggil Levi, terima kasih.” Ucapnya.
“ Owww...” namanya bagus banget! Sangat sepadan dengan orangnya.” Ucap Titan pelan.
“ Gitu aja cakep. Masih cakepan aku.” Ejek satu suara dari samping. Titan langsung menoleh ke arah Udin dengan muka manyun.
“
Hey, kamu itu ngaca dong? Di rumahmu nggak ada cermin apa!” Ucap Titan
ketus. “ Kamu lupa ya? Kamu itu datang jauh-jauh dari Lampung tetap aja
namanya Udin lagi... Udin lagi!” Telak serangan dari Titan.
“ Sudah! Sudah!” potong Bu Ambar, mata kuliah anatomi.” Levi silakan cari tempat duduk kamu.”
Levi
mengangguk hormat lalu memandang bekeliling. Gadis-gadis langsung sibuk
overacting. Berusaha ingin menarik perhatiannya agar duduk tidak jauh
dari mereka. Tapi Levi malah jatuh ke seraut wajah yang sejak awal telah
menarik perhatian Levi.
Levi menatap Nanda yang
sedang tertawa ke arah Syifa, Anika, Megha, dan Kimmy yang duduk di
berderetan itu, dan di sebelah tempat duduk Nanda ada satu bangku
kosong. Di hampirinya meja gadis itu.
“ Hay,” sapa Levi. Aku boleh duduk di sini?” Lalu Nanda menoleh ke arah Levi.
“ Iya!Iya boleh!” sahut Nanda sambil mengembangkan senyum manis.
“ Emmm...” dengan wajah bingung, Nanda menoleh ke arah Syifa. Syifa
tersenyum pada Nanda. Sementara Anika , Megha, dan Kimmy sebel dengan
Kamila. Gara-gara mereka dongkol sama si Kamila, karena Kamila gaya
cara manggil Levi dengan sebutan Kim Bum pemain film Boys Before Flower.
Lebay banget, ta?
“ Fa...” Kalimat Nanda terpenggal karena melihat Levy sedang bertengger manis. “ Fa kamu duduk sini,ya? Sambung Nanda .
“ Emmm... nggak ah! Aku duduk di sini aja.”
“ Ayolah, Fa?” Nanda memohon Syifa supaya mau pindah tempat duduk.
“ Silakan,” Potong Levi tenang. Aku sama sekali nggak keberatan, atau mau kursi satu di pakai dua orang.”
Nanda tercengang. “ Ih cowok ini cakep tapi udik. Masa kursi satu di
pakai dua orang? Bisa pedes nih pantat?!” pikir Nanda dalam hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar