Serapi – rapinya rencana yang di susun semua kemungkinan yang di
perhitungkan , tapi kalau yang namanya kejadian tak terduga bisa datang
kapan saja. Suatu hari saat Levi latihan footsal dengan teman-temannya,
mendadak ketua HMP memerintah seluruh jajaran pengurus untuk berkumpul
karena akan ada rapat penting. Hal itu diumumkan lewat pengeras suara
waktu jam mata kuliah pertama. Semua pengurus HMP harus hadir di ruang
HMP jam tiga sore. Nanda yang menjabat sekretaris II, jelas harus hadir.
Setelah kuliah usai, Nanda pergi ke ruang HMP diantar Levi. Tapi cowok
itu hanya bisa mengantar , karena Levi juga harus latihan footsal.
Begitu Levi pergi, entah kenapa Nanda langsung mendapat firasat jelek,
karena di ruang HMP ada Metha. Padahal ia tidak ikut anggota jajaran
pengurus, tapi kok ia juga hadir. Itu kan aneh!
Pasti dia
mata-matanya Titan, karena waktu break sepuluh menit, Metha itu
menghilang dari ruang HMP, dan tiba-tiba saja dua puluh menit sebelum
rapat selesai, di luar ruangan nongol Titan, Sonya, Viola dan diikiuti
beberapa kaki tangannya. Kalau saat Nanda sedang jalan berdua dengan
Levi, gadis-gadis itu selalu menatap Nanda seakan ingin membunuhnya.
Nanda yang masih berada di ruang HMP langsung ketar-ketir. Begitu rapat
selesai, Sonya langsung mendekat.
“ Kami mau ngomong sama kamu, Nda.”
“ Mau ngomong apa?”
Nanda melirik lewat dari sudut mata tampang Sonya jelek banget.
“ Kalo mau ngomong, ngomong aja.”
“ Tapi nggak bisa di sini.”
“ Kenapa? Udah deh ngomong aja. Lagi pula di sin juga nggak ada orang.”
“ Tapi nggak bisa di sini.”
Nanda
belum sempat bicara, tanganya langsung di cengkeram. Dengan kasar Sonya
dan Viola menarik si manis mungil itu keluar. Di luar, Titan dan Rinda
dengan kaki tangannya, dengan gaya seperti bos penyamun, berjalan sambil
melotot.
“ Jangan pikir kamu bisa lolos dari kami ya?” bentak Viola.
“ Kamu harus ngomong jujur dengan kita.” Perintah Titan.
Dengan pengawalan super ketat, Nanda di giring dari ruang HMP.
Di
rumah Rinda letaknya tidak jauh dari Universitas Gadjah Mada. Kalau
siang rumah Rinda selalu sepi, hanya ada pembantunya karena orang tuanya
kerja. Jadi di sanalah Nanda di bawa pergi.
“ Duduk!” perintah
Titan. Dengan menahan dongkol, Nanda menuruti perintahnya. “ Sekarang
kamu cerita sama kita, gimana kamu bisa tiba-tiba
“ Ngapain aku harus mesti bohong sama kamu?”
“ Bagus! Jadi kami nggak perlu memaksamu. Sekarang ceritakan yang sebenarnya.”
“ Kamu pikir kamu itu siapa nyuruh-nyuruh aku cerita.”
“ Eh! Kamu jangan macem-macem ya? Kamu tau kan kalo aku suka Levi.”
“ Lalu kenapa? Itu kan urusan kamu bukan urusanku.
Titan mendesis sambil melotot hingga manik matanya hampir copot.
“
Kurang ajar! Kamu tau kan kalo aku naksir sama Levi? Kamu itu
pengkhianat. Aku yakin pasti hubungan jadianmu dengan Levi itu
rekayasa.”
“ Maksudnya?”
“ Iya pasti ada sesuatu.”
“ Hahaha!” Nanda tertawa. Nggak ada rekayasa kok.”
“ Itu pasti! Karena nggak mungkin cowok setampan Levi mau pacaran sama kamu.”
“ Begitu? Nanda tertawa geli. “ Nah, kalo sama aku aja nggak naksir, apalagi kamu.”
“ Bukannya kamu yang dia duluan?” Tuduh Tamara.
“ Enak aja! Aku nggak ada tampang kayak gitu.”
“ Ya! Mungkin aja kamu paksa.”
“
Kamu itu kalo ngomong di pikir dulu nggak sih? Maksa? Gila kamu ya?
Kamu nggak liat badannya si Levi itu gede begitu maksa dia jadi pacar
aku, bisa koid.
Tamara terdiam. Iya juga sih? Levi itu kan
tubuhnya terlalu besar untuk Nanda yang tubuhnya kecil mungil. Eh, tapi
yang namanya maksa juga bisa dengan bentuk lain.
Tamara terbelalak. Jangan-jangan isu itu benar. Nanda mencuci otak Levi.
“
Eh, dengar ya?” bentak Nanda sewot gara-gara di tuduh mencuci otak. “
Kalo aku pake jalan dengan cuci otak seperti itu, aku nggak bakalan
ngincer Levi. Mending aku rebut aja Kim Bum kalo dia di Jakarta.”
“
Jadi Levi bilang alasan dia suka sama kamu, gitu?” tanya Sonya yang
sejak tadi diam saja. Sebenarnya dia tidak mau ikutan mengintrogasi
Nanda, karena dia jadi merasa terbanting banget. Sampai harus begini.
Masa dia kalah sama gadis melarat?
“ Jelas dong?” jawab Nanda
bangga. “ Pertama, karena aku manis. Kedua, aku imut, manis.. Ketiga,
karena aku nggak centil kayak kalian. Dan keempat..,” Nanda tersenyum, “
karena dia cinta sama aku.”
Semua tercengang.
“ Lalu, kamu langsung terima?” bentak Sonya.
“ Kalopun aku nolak, dia bersedia nunggu kok. Lalu kamu mau apa?”
Semua tercengang lagi. Titan langsung naik darah.
“ Bohong! Aku nggak percaya!”
“ Udah deh kalo udah nggak ada peluang lagi cari sasaran laen.”
“
Apa kamu bilang.” Teriak Titan. “ Kamu bener-bener sialan. Berani
sekali kamu bilang seperti itu. Brengsek kamu!” Titan mendorong tubuh
Nanda ke belakang. Nanda langsung membalas mendorong Titan kuat-kuat
karena tubuhnya lebih gede dari Nanda.
“ Kamu itu maunya apa sih?
“
Udah! Udah!” Sandra buru-buru melerai. Ia tidak mau ada bentrok fisik.
Bahaya bila dengar beritanya, bisa di sidang Dekan dan di keluarkan dari
kampus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar