Wawasan Al-Qur'an Tentang Alam Semesta

A.PENDAHULUAN

Sebagaimana kita ketahui bahwa alam semesta ini banyaklah terdapat teka-teki yang perlu kita kaji akan kebenarannya melalui teori-teori dan nash-nash al-Qur'an selaku pedoman umat islam yang berisi tentang segala objek dan referensi yang utama dalam setiap kegiatan ilmiah dimanapun.

Alam semesta ini terbentuk dengan sendirinya melalui beberapa tahapan dan proses yang terjadi sehingga alam ini terbentuk indah serta bisa menjadi tempat kita melalui proses kehidupan ini beberapa ilmu pengetahuan telah memberikan teori-teorinya dalam hal sepengetahuan kita. Hanya ini latar belakang untuk lebih Jelasnya semua kejadian alam semesta ini perlu kita bahas bab pembahasan.

Sebagian pendapat orang Babylonia, alam semesta merupakan suatu ruangan/selungkup, dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit beserta bintang sebagai atapnya. Jadi, alam semesta atau jagad raya adalah suatu ruangan yang maha besar yang didalamnya terdapat kehidupan yang biotik dan abiotik, serta didalamnya terjadi segala peristiwa alam baik yang dapat diungkapkan manusia maupun yang tidak. Pengertian alam semesta mencakup tentang makrokosmos dan mikrokosmos. Makrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet dan galaksi. Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amuba dan sebagainya.

B.RUMUSAN MASALAH

Makalah ini akan membahas tentang :

1.Proses Terjadinya alam semesta?

2.Wawasan Al Qur’an Tentang Alam semesta?

C.PEMBAHASAN

1.Proses Terjadinya Alam Semesta

Alam semesta sebagaimana dimaksud dalam pembahasan ini adalah identik dengan jagad raya, dalam bahasa inggris diistilahkan dengan universe (alam semesta). Dilihat dari sudut pandang Keilmuan ada beberapa teori yang menjelaskan bagaimana terbentuknya alam semesta ini antara lain sebagai berikut :

a.Teori Ledakan

Big Banor Theoras: berpikir tolak dari asumsi adanya suatu massa yang sangat besar, meledak dengan hebat karena adanya reaksi inti. Massa itu kemudian bergerak mengembang dengan sangat cepatnya menjauhi pusat ledakan .

Menurut teori ini terdapat beberapa masa yang penting selama terjadinya alam semesta, yaitu:

a)Masa Quark yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-4 detik, pada masa ini partikel-partikel saling bertumpang tindih mdan tidak berstruktur serta diikuti dengan kecepatan 109 ton tiap senticuiter kubek

b)Masa batas dinding planet yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-43 detik berdasarkan hasil perhitungan planet

c)Masa Jiffy yatiu cuaca pada saat alam semeseta berumur 10-23 detik dengan jari-jari alam semesta 10-23 cm dengan kecepatan 1055 dari kecepatan air

d)Masa pembentukan Lipton yaitu cuaca pada saat alam semesta berumur setelah 10-4 detik.

e)Pada masa radiasi yaitu cuaca alam semesta berumur 1 detik sampai satu juta kemudian pada saat terbentuknya fusi hydrogen menjadi helium mempunyai suhu 109 derajat Kelvin. Pada saat usia alam semesta berumur 105 sampai 106 tahun mempunyai suhu 3000 derajat Kelvin.

f)Masa pembentukan Tata Surya yaitu pada usia 4,6 x 109 tahun .

b.Teori Ekspansi Dan Kontraksi

Teori ini berlandaskan pemikiran bahwa ada suatu siklus dari alam semesta, yaitu "Masa Ekspansi" dan "Masa Kontraksi" diduga bahwa siklus ini berlangsung dalam waktu 30.000 juta tahun.

Dalam masa ekspansi kemudian terbentuklah galaksi-galaksi serta bintang-bintangnya. Ekspansi ini didukung oleh adanya tenaga yang bersumber dari reaksi inti hidrogen yang pada akhirnya akan membentuk berbagai unsur-unsur terbentuk menyusul dengan mengeluarkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi. Disamping itu, terdapat suatu hipotesis menarik yang diajukan oleh Fowler tentang terjadinya galaksi yakni :kira-kira 12.000 juta tahun yang lalu, galaksi di alam semesta yang jumlahnya ribuan tidaklah seperti galaksi yang ada saat ini. Saat itu, galaksi masih merupakan kabut gas hydrogen yang sangat besar. Kabut gas hydrogen tersebut bergerak perlahan dan berputar pada porosnya sehingga seolah-olah berbentuk bulat karena gaya beratnya. Kabut tersebut kemudian berkontraksi sehingga bagian luarnya banyak yang tertinggal

Gumpalan tersebut hydrogen yang sudah menjadi bintang tersebut juga melakukan kontraksi secara perlahan, kemudian setelah berjuta-juta tahun bintang tersebut mempunyai bentuk seperti benua langit sekarang ini.

Sedangkan dilihat dari sudut pandang al-Qur'an tentang penciptaan alam semesta dapat dijelaskan sebagai berikut:

Dalam hal penciptaan alam semesta, terdapat beberapa lafazh yang dapat digunakan untuk mengetahui konsep penciptaan alam semesta menurut alqur’an, antara lain: Khalaqa (Menciptakan), ja’ala (Menjadikan), bada’a (Memulai).

Selain itu Al-Qur'an juga menegaskan bahwa pada awalnya alam semesta merupakan sesuatu yang padu atau meninggal yang kemudian Tuhan pisahkan. Dalam surat al-Anbiya' ayat 30 dinyatakan awalannya

Artinya : Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?

Dari ayat di atas, dapat duga bahwa perspektif al-Quran nampaknya sesuai dengan teori pengetahuan modern, misalnya hipotesis Big Bag, yakni bahwa alam semesta pada awalnya merupakan massa yang sangat besar dan panas lalu meledak karena adanya reaksi inti dan kemudian membantu sehingga terbentuk planet-planet termasuk planet bumi. Dengan kata lain, sebagaimana dinyatakan oleh Jeans alam semesta ini pada awalnya adalah gas yang berserekan secara teratur di angkasa luas, sedangkan kabut-kabut atau kumpulkan kosmos itu tercipta dari gas-gas tersebut yang telah mendingin untuk kemudian memadat.

Terjadinya Bumi Dan Sistem Tata Surya Mula-mula Ptolomeus ilmuan Yunani abad ke-II M berpendapat bahwa semua benda di angkasa bergerak mengelilingi bumi yang disebut teori geosentris. Kemudian dibetulkan oleh Nicolai Copernicus astronom Polandia dengan teorinya heliosentris mengatakan bahwa semua benda angkasa bergerak mengelilingi matahari, dengan orbit yang berbentuk leingkaran. Johanes Keplier, astronom dan matematikawan Jerman berpendapat bahwa orbit bumi dalam mengelilingi matahari berbentuk elips. Galelio dengan bantuan teleskop membenarkan teori Copernicus yang telah diralat oleh kepler. Issac Newton, dengan teori gravitasinya menjelaskan bahwa bumi dan planet-planet mengorbit karena prinsip gravitasi.

a)Immanuel Kant (1724-1804)

Dalam bukunya Allgemeine Naturgeschichechte und theorie de himmels nach newtonischen grundsatzen behandelt (sejarah umum dan teori tentang tata surya berdasarkan hukum Newton) mengatakan jika bumi (planet-planet serta bintang) proses terjadinya selalu menurut hukum alam.

b)Piere Simon Marquis De Laplace (1749-1827)

Terdapat kabut asal yang telah berputar, berpijar dan panas. Putaran kabut itu perlahan menjadi dingin karena gaya gravitasi, bentuk gumpalan gas dibagian tengah tidak begitu besar sehingga terjadi pemisahan fragmen-fragmen tersebut berbentuk seperti cincin atau gelang yang bergerak mengelilingi kabut induknya. Gelangan fragmen pertama terlepas dari induknya. Terlepas pula cincin fragmen yang kedua, ketiga, dan seterusnya sampai kesembila. Cincin itu semakin mendingan, menyusut, lalu membentuk planet.

c)Hipotesis Planetesimal

Lebih kurang 100 tahun setelah teori kabut Kant, Laplace, Thomas C chmaberlin (geologiawan) dan Forest R. Moulton (astronom) dari Cicago, USA mengemukakan teori baru yang disebut teori planetesimal, yaitu pada awalnya ada matahari kemudian didekati bintah sehingga terjadilah gaya tarik menarik dan terjadilah peledakan hebat yang menyebabkan banyak gas mencuat keluar dari atmosfer matahari, sehingga berbentuk seperti kabut pilin (spiral), lalu mengembun dan membeku menjadi planetsimal.

d)Hipotesis Pasang-Surut Gas.

Sir James M. Jeans Dan Hardz Jeffrey mengemukakan bahwa matahari didekati oleh bintang yang besar tetapi tek saling bertabrakan. Karenagaya tarik-menarik, terjadilah tonjolan lidah api yang berpijar dan merupakan gas yang panas sehingga disebut hipotesis pasang-surut gas.

e)Bumi Dan Perkembangannya

Setelah bumi dan planet terlepas dari matahari, bumi masih dalam keadaan stadia kabut. Kabut ini mulai-mula berbentuk tenaga penyinaran (cahaya), bukan berbentuk materi atau zat kemudian energi atau tenaga berubah menjadi materi. Kabut kosmos ini mula-mula merupakan kabut gelap yang temperaturnya hanya beberapa derajat di atas titik nol mutlak.

f) Matahari

Matahari bukanlah benda padat, tetapi merupakan lapisan dari beberapa macam gas dengan tekanan dan temperature yang sangat tinggi. Matahari melepaskan lapisan luar, menghasilkan awan besar (nebula planet), dan sisanya mendingin, menyusut dan menjadi blackhole, gila bahan bakar habis ferkurad, bintang (matahari) menjadi labil, meledak dan menjadi supernova.

g)Bumi

Dibandingkan dengan planet lain, bumi merupakan planet yang istimewa. Medan magnet bumi dapat menangkap Dzarah yang merusak (electron_ yang berasal dari matahari dan angkasa luar sehingga Dzarah tersebut terkumpul dalam zona yang disebut Sabuk Van Allen.

h)Bulan

Bulan beredar mengelilingi bumi sekali dan juga berotasi sekali. Gravitasi bumi memperlambat perputaran bulan revolusi dan rotasi terjadi pada waktu yang sama. Gravitasi bulan menyebabkan pasang naik di bawah Bulan, sementara pasang surut naïf terjadi pula pada sisi bumi yang berlawanan.

Gravitasi bulan kurang lebih sama dengan 1/i6 temperatur pada siang hari 100 0C dan pada waktu malam, temperaturnya turun sampat 150 0C bulan tidak mempunyai atmosfer dan juga air sehingga merupakan daerah yang kering dan mati.

2.Wawasan Al Qur’an Tentang Alam semesta

Sepanjang zaman manusia selalu ingin tahu bagaimana alam semesta tak bertepi ini berawal, kemana ia menuju bagaimana hukum yang menjaga tatanan dan keseimbangannya bekerja. Selama ratusan tahun para ilmuwan dan pemikir telah melakukan banyak penelitian tentang hal ini dan memunculkan sedikit sekali teori. Gagasan yang umum di abad ke XIX adalah alam semesta merupakan kumpulan materi dengan ukuran tak hingga yang telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada selamanya.

Kemahaperkasaan Allah dalam mengatur proses penciptaan alam semesta dilkukiskan dalam Surah Al-Fushilat ayat 11 :

Artinya: ”Dalam pada itu Dia mengarah pada pada penciptaan langit (sama) dan langit (sama) itu berupa asap, lalu Dia berkata kepada langit dan bumi, “Datanglah kamu berdua dengan patuh atau terpaksa”; keduanya berkata “Kami datang dengan patuh”.

Jadi pada saat penciptaan alam semesta, Allah telah menetapkan berlakunya hukum-hukum alam sebagai sunatullah. Dengan berlakunya hukum-hukum alam ini maka semua makhluk, baik ruang kosmos, atom, molekul, partikel, dan seluruh materi yang tersusun sebagai benda mati atau hidup, matahari, bumi, bintang, galaksi, dan sebagainya berjalan sepanjang waktu sesuai dengan panggarisan hukum-hukum tersebut. Tida ada satupun yang menyimpang kecuali dengan izin Allah.

Al-Qur'an telah menggambarkan akhir alam semesta ini yang menyerupai awal pembentukannya, sebagaimana yang terdapat pada surah Al-Anbiya ayat 104. Allah SWT berfirman:

Artinya:"(yaitu) pada hari Kami gulung langit seperti menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati. Sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya."

Jadi Pengungkapan dengan menggunakan kata 'Kami gulung langit', adalah cara pengungkapan yang sangat teliti sekali yang dimaksudkan untuk menggambarkan penyusutan alam semesta ini, karena energi yang terdapat di dalamnya telah melebihi batasan yang telah ditentukan.

Dalam hal ini manusia wajib selalu mengasah budinya dan melatih akalnya,supaya dia mendapat cetusan dari ilmu Tuhan. Tidak barang suatupun ala mini,baik langit ataupun bumi yang dijadikan Tuhan dengan kacau balau. Penambahan ilmu akan menambah kuatnya iman, dan iman yang kuat akan menambah baiknya dan tingginya mutu amalan. Oleh sebab itu dengan cahaya iman, kita akan mendapat terang tentang tingginya nilai hidup ini, karena ma’rifat kepada Allah.

a.Penciptaan Alam semesta melalui enam masa

Kita sering membaca ungkapan di dalam Al-Quran "sittati ayyam" (enam hari) tentang penciptaan alam. secara tersirat Al-Quran merincinya di QS An-Naziat:27 – 33, bahwa makna enam hari penciptaan alam merentang seluruh proses evolusi alam sejak penciptaan alam sampai saat ini.

Urutan masa tersebut sesuai dengan urutan ayatnya, sehingga dapat diuraikan sebagai berikut:

Masa I

27.Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah Telah membinanya,

Penciptaan langit pertama kali pada Masa I, alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar yang disebut ”big bang”, kira-kira 13,7 milyar tahun lalu. Bukti dari teori ini ialah adanya radiasi kosmik di langit yang berasal dari semua arah. Bigbang adalah awal penciptaan runag, waktu, dan materi. Mareti awal awal Hidrogen. Hidrogen menjadi bahan pembentuk bintang, dalam bahasa Al-Quran disebut dukhan. Awan hidrogen itu berkondensasi sambil berputar dan memadat. Ketika temperatur dukhan mencapai 20 juta derajat celcius, mulailah terjadi reaksi nuklir yang membentuk Helium. Reaksi nuklir inilah yang menjadi sumberenergi bintang dengan mengikuti persamaan E=mc2, besarnya energy yang dipancarkan sebanding dengan selisih massa (m) Hidrogen dan Helium. Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub bakal bintang itu (protostar), menyebar dan menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, selimut gas yang tersisa berupa piringan, yang kemudian membentuk planet-planet. Awan Hidrogen dan bintang-bintang terbentuk dalam kumpulan besar yang disebut galaksi. Di alam semesta galaksi sangta banyak membentuk struktur filament (untaian) dan void (rongga). Jadi, alam semesta yang kita kenal sekarang bagaikan kapas, terdapat bagian yang kosong dan bagian yang terisi.

Masa II

28.Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,

Pengembangan dan penyempurnaan Dalam ayat 28 di atas terdapat kata ”meninggikan bangunan” dan ”menyempurnakan”. Kata ”meninggikan bangunan” ditafsirkan dengan alam semesta yang mengembang, sehingga galaksi-galaksi saling menjauh dan langit terlihat makin tinggi. Ibaratnya sebuah roti kismis yang semakin mengembang, dengan kismis tersebut dianggap sebagai galaksi. Jika roti tersebut mengembang maka kismis tersebut pun akan semakin menjauh satu sama lain.Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big bang. Jadi, pada dasarnya big bang bukanlah ledakan dalam ruang (sepertimeledaknya bom), melainkan proses pengembangan ruang alam semesta secara cepat. Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini tidak serta merta terbentuk, melainkan dalam proses evolusi yang terus berlangsung. Kelahiran dan kematian bintang yang terus terjadi. Penyempurnaan alam terus berlangsung.

Masa III

29.Dan dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang.

Pembentukan tata surya termasuk Bumi Surat An-Nazi’at ayat 29 menyebutkan bahwa Allah menjadikan malam yang gelap gulita dan siang yang terang benderang. Ayat tersebut dapat ditafsirkan sebagai penciptaan matahari sebagai sumber cahaya dan Bumi yang berotasi, sehingga terjadi siang dan malam. Pembentukan tata surya sama dengan proses pembentukan bintang umumnya, dari dukhan, walau sudah tidak murni Hidrogen lagi.

Masa IV

30.Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.

Evolusi bumi penghamparan yang disebutkan dalam ayat 30, dapat diartikan sebagai pembentukan superkontinen Pangaea di permukaan Bumi yang kemudian terpisah-pisah menjadi beberapa benua. Masa III hingga Masa IV ini juga bersesuaian dengan Surat Fushshilat ayat 9 yang artinya, “Katakanlah: ‘Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya?’ (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam”.

Masa V

31.Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.

Pengiriman air ke bumi melalui komet Ayat ini menceritakan mulai adanya air di bumi dan makhluk hidup yang pertama adalah tumbuhan. Air di bumi, berdasarkan kajian astronomi tidak dihasilkan sendiri oleh bumi, tetapi berasal dari komet yang menumbuk Bumi. Hal ini dibuktikan dari rasio Deuterium dan Hidrogen pada air laut yang sama dengan rasio pada komet. Deuterium adalah unsur Hidrogen yang massanya lebih berat daripada Hidrogen pada umumnya.

Masa VI

32.Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh,

Semua itu untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu [33]”): proses geologis serta lahirnya hewan dan manusia Dalam ayat 32 di atas, disebutkan ”…gunung-gunung dipancangkan dengan teguh.” Artinya, gunung-gunung terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan lautan air, dan munculnya tumbuhan pertama. Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika superkontinen Pangaea mulai terpecah. Kemudian, setelah gunung mulai terbentuk, terciptalah hewan dan akhirnya manusia sebagaimana dalam suatu. Jadi, usia manusia relatif masih sangat muda dalam skala waktu geologi.

Jika diurutkan dari Masa III hingga Masa VI, maka empat masa tersebut dapat dikorelasikan dengan empat masa dalam Surat Fushshilat ayat 10 yang berbunyi, ”Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya”.

Demikianlah penafsiran enam masa penciptaan alam dalam Al-Qur’an, sejak kemunculan alam semesta hingga terciptanya manusia.

D.SIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwasannya ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai terbentuknya alam semesta antara lain : Teori Ledakan dan teori Ekspansi dan kontraksi.

Sedangkan dalam proses terbentuknya alam semesta dan tata surya ada banyak Tokoh yang meberikan penjelasannya mengenai hal tersebut yaitu : Immanuel Kant dan Piere Simon Marquis De Laplace.

Dalam Al qur’an telah dijelaskan awal terbentuknya alam semesta dan Al qur’an Juga menggambarkan akhir alam semesta yang menyerupai awal pembentukannya, sebagaimana yang terdapat dalam surah al Anbiya ayat 104.

Selain itu Al Qur’an juga menjelaskan tentang penciptaan alam semesta melalui enam masa yang terdapat pada surat An Nazi’at ayat 27 – 33.


DAFTAR PUSTAKA

Baiquni, Ahmad.1996.Al-Qur'an dan Ilmu Pengatahuan Kealaman . Jakarta :Dana Bhakti Prima Yasa ;, Cet 1.

Hamka.1982.Tafsir Al Azhar Juz’ XII.Jakarta:Pustaka Panjimas.

Hamka.1981.Tafsir Al Azhar Juz’ XVII.Surabaya:Pustaka Alam.

Mas'ud, Ibnu dan Paryono, Joko1999. Ilmu Alamiah Dasar. Bandung: Pustaka Setia.

Tidak ada komentar: