Wawasan Al-Qur'an Tentang Hari Akhir

A. PENDAHULUAN
Keimanan kepada Allah berkaitan erat dengan keimanan dengan hari kemudian. Memang keimana kepada Allah tidak sempurna kecuali dengan keimanan kepada hari akhir. Hal ini disebabkan keimanan kepada Allah menurut amal perbuatan, sedangkan amal perbuatan baru sempurna motivasinya dengan keyakinan tentang adanya hari kemudian. Karena kesempurnaan ganjaran dan balasannya hanya ditemukan di hari kemudian nanti.
Banyak redaksi yang digunakan Al-Qur’an untuk menguraikan hari akhir, misalnya yaum Al-Ba’ts (hari kebangkitan) yaum Al-Qiyamah (hari kiamat), yaum Al-Fashl (hari pemisah antara pelaku kebaikan dan kejahatan), dan masih banyak lainnya.
Banyak juga sisi dari "hari" tersebut yang diuraikan Al-Quran, dan uraian itu yang tidak jarang berbeda informasinya; bahkan berlawanan diletakkan dalam berbagai surat. Seakan-akan Al-Quran bermaksud untuk memantapkan keyakinan tersebut bagian demi bagian serta fasal demi fasal dalam jiwa pemeluknya. Di sisi lain, banyak pula cara yang ditempuh Al-Quran ketika menguraikan masalah tersebut serta banyak pula pembuktiannya.

B. PEMASALAHAN
Dalam makalah ini akan dipaparkan
1. Kapan hari akhir tiba?
2. Apa tanda-tanda hari akhir?
3. Apa bukti keniscayaan hari akhir?

C. PEMBAHASAN
1. Hari Akhir Tiba
Al-Quran demikian juga hadis-hadis Nabi SAW yang berbicara panjang lebar tentang hari akhir dari bermacam-macam aspek itu, tidak membicarakan sedikit pun tentang masa kedatangannya. Bahkan secara tegas dalam berbagai ayat serta hadis dinyatakan bahwa tidak seorang pun mengetahui kapan kehadirannya.

“Mereka (orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kebangkitan, kapankah terjadinya?. Siapakah kamu (maka) dapat menyebutkan (waktunya)?. Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya).” (QS Al-Nazi’at [79]: 42-44
Sekian banyak ayat Al-Quran yang mengandung makna serupa, demikian pula hadis-hadis Nabi Saw. menginformasikannya.
Dalam sebuah hadis dinyatakan bahwa malaikat Jibril pernah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW dalam rangka mengajar umat Islam "Kapan hari kiamat?" Nabi SAW menjawab:"Tidaklah yang ditanya tentang hal itu lebih mengetabui dari yang bertanya."(Diriwayatkan oleh Muslim melalui sahabat Nabi Umar bin Khaththab).
Bila kita cermati tentang kapan hari akhir tiba, maka jawaban yang diperintahkan kepada Nabi SAW untuk diucapkan adalah "Boleh jadi ia dekat." Di sisi lain, ayat Al-Qamar dan Al-Anbiya', yang menggunakan bentuk kata kerja masa lampau untuk satu peristiwa kiamat yang belum lagi terjadi, mengandung makna kepastian sehingga kedekatan dalam hal ini dipahami dalam arti "pasti kedatangannya". Karena "segala yang akan datang adalah dekat, dan segala yang telah berlalu dan tidak kembali adalah jauh."
Agaknya informasi Al-Quran tentang kedekatan ini, lebih dimaksudkan untuk menjadikan manusia selalu siap menghadapi kehadirannya. Karena itu pula, tidak satu atau dua ayat yang menegaskan bahwa kedatangannya sangat tiba-tiba, seperti misalnya firman berikut:

“Apakah mereka merasa aman dari kedatangan siksa Allah yang meliputi mereka, atau kedatangan kiamat kepada mereka secara mendadak, sedang mereka tidak menyadarinya?” (QS Yusuf [12]: 107).

“Orang-orang yang tidak beriman kepada hari kiamat meminta supaya hari itu segera didatangkan dan orang-orang yang beriman merasa takut kepadanya dan mereka yakin bahwa kiamat itu adalah benar (akan terjadi). Ketahuilah bahwa Sesungguhnya orang-orang yang membantah tentang terjadinya kiamat itu benar-benar dalam kesesatan yang jauh.”(QS Al-Syura [42]: 18).
Ketakutan tentang hari kiamat akan mengantarkan orang yang percaya untuk berbuat sebanyak mungkin amal ibadah, sehingga mereka dapat menggapai kebahagiaan abadi di sana.

2. Tanda-Tanda Hari Akhir
a. Tanda-tanda Hari Akhir Di Dalam Al-Qur’an
Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu, melainkan hari kiamat (yaitu) yang datang kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila hari Kiamat sudah datang? (QS Muhammad: 18).
Allah berfirman dalam Al Qur’an bahwa tidak diragukan lagi bahwa Hari Akhir itu sudah dekat.
“Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya”(QS Al Hajj: 7).
“Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik”(QS Al Hijr: 85).
Mungkin ada sebagian orang yang beranggapan bahwa pesan Al Qur’an tentang Hari Akhir difirmankan lebih dari 1400 tahun lalu, dan masa itu sudah lama, jika dibandingkan dengan panjang usia seorang manusia. Padahal, di sini tersirat persoalan akhir dunia ini, matahari dan bintang-bintang, singkatnya, alam semesta. Ketika kita menganggap bahwa alam semesta berusia miliaran tahun, maka empat belas abad adalah suatu jangka waktu yang sangat pendek.
Surat ke-54 di dalam Al Qur’an disebut 'Surat Al Qamar.' Dalam bahasa Inggris, qamar berarti bulan. Dalam beberapa hal, surat ini menjelaskan kehancuran yang menimpa kaum Nuh, ‘Aad, Tsamud, Luth dan Fir’aun, karena mereka menolak peringatan para nabi. Bersamaan dengan itu, ada sebuah pesan yang sangat khusus disampaikan di ayat pertama berkenaan dengan Hari Akhir.
“Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan.”(QS Al Qamar: 1)
Kata 'terbelah' yang digunakan di ayat ini berasal dari kata dalam bahasa Arab, syaqqa, yang mempunyai berbagai makna. Dalam sejumlah tafsir atas ayat Al Qur’an ini, makna 'terbelah' lebih tepat. Tetapi kata syaqqa dalam bahasa Arab dapat juga berarti 'membajak’ atau 'mencangkul' tanah.

b. Tanda-tanda Hari Akhir Dari Surat Al Kahfi
Banyak hadits nabi menghubungkan Surat Al Kahfi dengan Hari Akhir. Sebagian hal ini disampaikan di bawah ini:
Diriwayatkan oleh An-Nawwas ibn Sam’an:
“Dia, yang hidup dan melihatnya (Dajjal) harus membacakan di depannya ayat-ayat Pembukaan Surat Al Kahfi.” (HR Muslim)
Diriwayatkan oleh Abu Umamah al-Bahili:
“Barangsiapa memasuki nerakanya (Dajjal), mintalah pertolongan Allah dan bacakan ayat pembukaan Surat Al Kahfi, dan hal ini akan mendinginkan dan mendamaikannya, seperti api menjadi dingin terhadap Ibrahim.” (HR Ibnu Katsir)
Satu alasan mengapa Rasulullah SAW menganjurkan orang-orang beriman membaca Surat Al Kahfi adalah karena surat ini berisi isyarat penting mengenai Hari Akhir, seperti berbagai hal yang dibutuhkan untuk bertahan dan memerangi Dajjal, dan gerakan-gerakan anti-agama yang menimbulkan berbagai kejahatan atas kemanusiaan, yang ingin disebarkan oleh Dajjal ke seluruh dunia. Surat Al Kahfi ini juga berisi berbagai pelajaran bagi kaum Muslimin. Anjuran Rasulullah SAW untuk menghapalkan dan membaca surat ini dengan penuh perhatian adalah suatu isyarat kuat tentang hal ini. Seperti kita akan lihat di seluruh bab ini, pengalaman Ashabul Kahfi yang tinggal di sebuah masyarakat yang kafir, pelajaran bahwa Musa AS belajar dari Khidr, dan pemerintahan di atas dunia yang didirikan oleh Dzulqarnain AS agar dapat menyebarkan nilai-nilai Islam, adalah perkara-perkara yang perlu direnungkan oleh orang-orang beriman.
“Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan? (Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu, mereka berdoa, “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)” (QS Al Kahfi: 9-10).
Kedua ayat ini menyinggung keadaan para pemuda yang luar biasa itu. Dari cerita tersebut, kita melihat pengalaman mereka sebagai sesuatu yang gaib dan tidak lazim. Seluruh kehidupan mereka penuh dengan kejadian yang menakjubkan. Keadaan ini merupakan pokok permasalahan hadits Nabi SAW yang menghubungkan antara tanda-tanda dengan Hari Akhir. Ini mengisyaratkan bahwa orang-orang yang hidup di Masa Akhir dapat mengalami berbagai pengalaman supernatural.
Ayat kesepuluh menjelaskan kepada kita bahwa para pemuda tersebut mencari tempat perlindungan di gua dari pemerintahan zalim yang tengah berkuasa. Pemerintahan tersebut menyebabkan mereka tidak mungkin mengungkapkan pandangan mereka, menjelaskan kebenaran, dan menyerukan agama Allah. Oleh karena itu, mereka menjauhkan diri mereka dari masyarakat.
Akan tetapi, hal ini seharusnya tidak dipahami sebagai kurun waktu tanpa kerja yang jauh dari masyarakat, karena mereka mengungsi ke sana sambil memohon rahmat dan bantuan Allah. Mereka juga berupaya memperbaiki dan mengembangkan diri mereka sendiri. Kaum Muslimin di Hari Akhir yang berada di bawah rezim yang menindas akan menyembunyikan diri dan berharap kepada Allah untuk memberikan rahmat-Nya atas mereka, dan juga memudahkan kehidupan dan perjuangan mereka atas gerakan-gerakan anti-agama.

3. Bukti Keniscayaan Hari Akhir
Demi tegaknya keadilan, harus ada satu kehidupan baru di mana semua pihak akan memperoleh secara adil dan sempurna, hasil-hasil perbuatan yang didasarkan atas pilihannya masing-masing. Itu sebabnya Al-Quran menamai hidup di akhirat sebagai al-hayawan dan kematian dinamainya wafat.

“Segungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan.”(QS. Thaha [20]:15)
Memang, ada orang-orang yang tidak sabar dan tidak tahan menunggu. Mereka menghendaki agar perhitungan, ganjaran dan balasan diadakan segera paling tidak di dunia ini juga. Tetapi mereka lupa bahwa hidup dan mati adalah ujian:

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,”(QS Al-Mulk[67]: 2).
Surat Al-Isra' yang menguraikan bagaimana pembuktian tentang kepastian hari kiamat pada akhirnya ditemukan sendiri melalui tuntunan Al-Quran oleh mereka yang tadinya meragukannya.Gaya ini digunakan oleh Al-Quran agar manusia merasa bahwa ia ikut berperan dalam menemukan satu kebenaran dan dengan demikian ia merasa memilikinya serta bertanggung jawab untuk mempertahankannya.
“Dan mereka berkata: "Apakah bila kami Telah menjadi tulang belulang dan benda-benda yang hancur, apa benar-benarkah kami akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?”. Katakanlah: "Jadilah kamu sekalian batu atau besi. Atau suatu makhluk dari makhluk yang tidak mungkin (hidup) menurut pikiranmu". Maka mereka akan bertanya: "Siapa yang akan menghidupkan kami kembali?" Katakanlah: "Yang Telah menciptakan kamu pada kali yang pertama". lalu mereka akan menggeleng-gelengkan kepala mereka kepadamu dan berkata: "Kapan itu (akan terjadi)?" Katakanlah: "Mudah-mudahan waktu berbangkit itu dekat.”(QS Al-Isra’ [17]: 49-51).

D. SIMPULAN
Hari Akhir berarti “masa terakhir.” Menurut kitab-kitab Islam, ini adalah sebuah kurun waktu yang dekat dengan Hari Kiamat. Ayat-ayat Al Qur’an dan hadits-hadits menunjukkan adanya dua tahap Hari Akhir. Tahap pertama adalah sebuah kurun waktu ketika seluruh manusia akan menghadapi berbagai masalah material dan spiritual. Setelah itu, bumi akan memasuki sebuah kurun waktu keselamatan yang disebut “Masa Keemasan,” yang dicirikan dengan rahmat dan karunia-Nya karena tersebar luasnya agama yang benar. Dengan berakhirnya Masa Keemasan, akan ada sebuah keruntuhan sosial yang cepat dan manusia pun mulai menunggu Hari Kiamat.

Berbagai tanda-tanda di dalam Al Qur’an dan tambahan penjelasan tentang Hari Akhir dalam kitab hadits memungkinkan kita sampai pada sebuah kesimpulan yang sangat penting. Ayat-ayat Al Qur’an dan berbagai hadits mengungkapkan adanya dua tahap Hari Akhir. Tahap pertama adalah sebuah periode ketika seluruh manusia mengalami berbagai masalah materi dan spiritual. Setelah itu, bumi akan memasuki periode keselamatan yang disebut “Masa Keemasan” yang ditandai dengan kehidupan yang penuh rahmat dan berkah dengan tegaknya agama yang benar. Menjelang akhir Masa Keemasan, akan ada keruntuhan sosial dalam waktu singkat, dan inilah saatnya manusia menunggu Hari Kiamat.

DAFTAR PUSTAKA

Shihab, Quraish. 2005. Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Muaudhu’i Atas Pelbagai Persoalan Umat. Bandung : Mizan
http://www.harunyahya.com/indo/buku/mahdi01.htm
http://media.isnet.org/islam/Quraish/Wawasan/Akhirat1.html

Tidak ada komentar: