Paradoks Cinta
Seringkali antara dua kekasih, antara dua insan yang saling mencintai, terpisahkan oleh jarak. Gara-gara jarak hubungan bisa jadi perlahan melemah, bahkan purna, berakhir karena tidak ada titik temu.
Satu cara yang sering dilakukan oleh mereka yang saling mencintai namun terpisahkan oleh jarak adalah dengan saling berkomunikasi sebaik mungkin. Komunikasi adalah usaha untuk merekatkan hati yang dipisahkan oleh jarak.
saat jarak memisahkan dua hati yang saling mencintai
Pihak pria harus lebih aktif mengejar wanitanya. Ya, mengejar sang wanita dengan cara mengambil inisiatif untuk berkomunikasi. Seintensif mungkin, seberkualitas mungkin! Agar dia mampu mengejar hati sang wanita dan tetap mendapatkannya. Tapi hal ini tidak mudah! Seringkali walau sang pria sudah berupaya, tapi sepertinya sulit menggapainya. Apa sebabnya? Adakah penjelasan matematisnya?
Secara matematis, barangkali, upaya mengejar sang wanita pujaan hati dapat dianalogikan dengan seorang pelari cepat mengejar seorang anak kecil yang berlari di depannya.
Ya, dalam hal ini sang pelari cepat adalah pihak pria yang mengambil inisiatif pengejaran. Dan anak kecil yang berlari di depannya adalah pihak wanita yang ingin dikejar.
Misalkan pihak pelari cepat alias pria kita simbolkan dengan P, dan pihak anak kecil yang dikejar alias wanita kita simbolkan dengan W. Di mana kita misalkan bahwa kecepatan sang P sepuluh kali lebih cepat dari sang W.
Contohnya begini: Misalkan jarak mula-mula antara P dan W adalah 10.000 km (Jarak antara Indonesia dan Belanda ada ga ya segini? ;) ). Bila P mengejar W dengan kecepatan sepuluh kali lipat dari kecepatan W, maka yang terjadi adalah seperti berikut ini:
(1) Saat P menempuh jarak 10.000 km, maka W sudah ada di depan P pada jarak 11.000 km.
(2) Saat P mengejar lagi hingga menempuh jarak 11.000 km, maka W masih ada di depannya pada jarak 11.100 km.
(3) Saat P lagi-lagi mengejar hingga menempuh jarak 11.100 km, maka W sudah berlari di depannya dan berada pada jarak 11.110 km.
Begitulah seterusnya.
Dengan pola seperti di atas, sepertinya sangat sulit sang P mampu mengejar sang W. Tiap kali sang P maju 10 satuan jarak, maka sang W selalu ada di depannya dengan rentang 1/10 satuan jarak.
Pertanyaannya akankah sang P mampu mengejar sang W? Kalau bisa, kapan itu terjadi?
Ya mungkin seperti analogi di atas, dua kekasih yang dipisahkan oleh jarak. Bila sang pria tak sabar, maka serasa sulit untuk mengejar dan mendapatkan cinta dari sang wanita. Walaupun sang wanita sudah memberi kesempatan bagi sang pria untuk mengejarnya.
Aaaaargh, satu kejadian yang merupakan sebuah paradoks! Paradoks cinta barangkali namanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar